Oleh : Sekar Laras Amerli Andriani
Tahap-tahap penilaian perkembangan
anak:
a) Anamnesis
Tahap pertama adalah melakukan
anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh
berbagai faktor.
b) Skrining gangguan perkembangan anak
Pada tahap ini dianjurkan digunakan
instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak,
misalnya dengan menggunakan DDST II (Denver
Developmental Screening Test), tes IQ, atau tes psikologi lainnya.
c) Evaluasi lingkungan anak
Untuk melakukan evaluasi lingkungan
anak dapat menggunakan HSQ (Home
Screening Questionnaire).
d) Evaluasi penglihatan dan pendengaran
anak
Tes penglihatan misalnya untuk anak
umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2½ tahun-3 tahun dengan kartu
gambar dari Allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Sedangkan skrining
pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada
alatnya.
e) Evaluasi bicara dan bahasa anak
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas-batas yang normal
atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan Sistem Saraf Pusat
(SSP), endokrin, ada/tidak adanya
kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan,
emosi anak, dan sebagainya.
f)
Pemeriksaan
fisik
Untuk melengkapi anamnesis diperlukan
pemeriksaan fisik agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung
bawaan, tanda-tanda penyakit defisiensi,
dan lain-lain.
g) Pemeriksaan neurologi
Dimulai dengan anamnesis masalah
neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan
neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat, dan
sebagainya. Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologi yang teliti, maka
dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, palsi serebralis,
neuroperifer, penyakit-penyakit degeneratif,
dan sebagainya.
h) Evaluasi penyakit-penyakit metabolik
Dari anamnesis dapat dicurigai adanya
penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyakit
yang sama. Adanya tanda-tanda klinis seperti rambut yang pirang dicurigai
adanya PKU (phenylketonuria), ataksia yang intermiten dicurigai adanya
hiperamonemia dan sebagainya.
Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan
kecurigaan.
i)
Integrasi
dari hasil penemuan
Berdasarkan anamnesis dan semua
pemeriksaan di atas, dibuat suatu
kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan
penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.
(Soetjiningsih,
1995; h.64)
No comments:
Post a Comment