Wednesday, 22 October 2014

Penilaian Perkembangan Anak


Oleh : Sekar Laras Amerli Andriani

Tahap-tahap penilaian perkembangan anak:
a)  Anamnesis
Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
b)  Skrining gangguan perkembangan anak
Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST II (Denver Developmental Screening Test), tes IQ, atau tes psikologi lainnya.
c)  Evaluasi lingkungan anak
Untuk melakukan evaluasi lingkungan anak dapat menggunakan HSQ (Home Screening Questionnaire).
d)  Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
Tes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2½ tahun-3 tahun dengan kartu gambar dari Allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya.
e)  Evaluasi bicara dan bahasa anak
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas-batas yang normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan Sistem Saraf Pusat (SSP), endokrin, ada/tidak adanya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi anak, dan sebagainya.
f)   Pemeriksaan fisik
Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda-tanda penyakit defisiensi, dan lain-lain.
g)  Pemeriksaan neurologi
Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat, dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologi yang teliti, maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, palsi serebralis, neuroperifer, penyakit-penyakit degeneratif, dan sebagainya.
h)  Evaluasi penyakit-penyakit metabolik
Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyakit yang sama. Adanya tanda-tanda klinis seperti rambut yang pirang dicurigai adanya PKU (phenylketonuria), ataksia yang intermiten dicurigai adanya hiperamonemia dan sebagainya. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan.
i)    Integrasi dari hasil penemuan
Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan  di atas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.
(Soetjiningsih, 1995; h.64)

No comments:

Post a Comment