PARTUS PRESIPITATUS
Oleh : NI LUH DINA PARIANI
PENGERTIAN
Partus presipitatus adalah
persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir
kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah sakit
adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi
dan/atau hasil yang tidak baik pada klien/janin (Doenges, 2001).
ETIOLOGY /
PENYEBAB
1. Abnormalitas tahanan yang rendah
pada bagian jalan lahir
2. Abnormalitas kontraksi uterus dan
rahim yang terlalu kuat
3. Pada keadaan yang sangat jarang
dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak
menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu (Doenges, 2001).
TANDA DAN
GEJALA
Dapat mengalami ambang nyeri yang
tidak biasanya atau tidak menyadari kontraksi abdominal. Kemungkinan tidak ada
kontraksi yang dapat diraba, bila terjadi pada ibu yang obesitas.
Ketidaknyamanan punggung bagian bawah (tidak dikenali sebagai tanda kemajuan
persalinan). Kontraksi uterus yang lama/hebat, ketidak-adekuatan relaksasi
uterus diantara kontraksi. Dorongan invalunter lintula mengejan (Doenges,
2001).
AKIBAT
PADA IBU
Partus presipitatus jarang disertai
dengan komplikasi maternal yagn serius jika serviks mengadakan penipisan serta
dilatasi dengan mudah, vagina sebelumnya sudah teregang dan perineum dalam
keadaan lemas (relaksasi). Namun demikian, kontraksi uterus yang kuat disertai
serviks yang panjang serta kaku, dan
vagina, vulva atau perineum yang tidak teregang dapat menimbulkan rupture uteri atau laserasi yang luas pada
serviks, vagina, vulva atau perineum. Dalam keadaan yang terakhir, emboli
cairan ketuban yang langka itu besar kemungkinannya untuk terjadi. Uterus yang
mengadakan kontraksi dengan kekuatan yang tidak lazim sebelum proses persalinan
bayi, kemungkinan akan menjadi hipotonik setelah proses persalinan tersebut dan
sebagai konsekuensinya, akan disertai dengan perdarahan dari templat implantasi
placenta (Sarwono, 2005).
AKIBAT
PADA FETUS DAN NEONATUS
Mortalitas dan morbiditas perinatal
akibat partus presipatatus dapat meningkat cukup tajam karena beberapa hal.
Pertama, kontraksi uterus yang amat kuat dan sering dengan interval relaksasi
yang sangat singkat akan menghalangi aliran darah uterus dan oksigenasi darah
janin. Kedua, tahanan yang diberikan oleh jalan lahir terhadap proses ekspulsi
kepala janin dapat menimbulkan trauma intrakronial meskipun keadaan ini
seharusnya bayi yang akan dilahirkan itu tidak bertambah buruk dengan pemberian
anastesi kepada ibunya. Penggangguan anastesi umum dengan preparat yang bisa
mengganggu kemampuan kontraksi rahim, seperti haloton dan isofluran, seringkali
merupakan tindakan yang terlalu berani. Tentu saja, setiap preparat oksitasik
yang sudah diberikan harus dihentikan dengan segera. Preparat tokolitik,
seperti ritodrin dan magnesium sulfat parenteral, terbukti efektif. Tindakan
mengunci tungkai ibu atau menahan kepala bayi secara langsung dalam upaya untuk
memperlambat persalinan tidak akan bisa dipertahankan. Perasat semacam ini
dapat merusak otak bayi tersebut. (Sarwono, 2005).
No comments:
Post a Comment