HIPERTENSI
MASA NIFAS
By:
Fita Fitriani
Hipertensi masa nifas adalah
hipertensi atau kenaikan tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg setelah anak
lahir. Hipertensi masa nifas adalah hipertensi yang biasanya sembuh secara
spontan dalam beberapa minggu (rata - rata 16 ± 9 hari) dan hampir selalu pergi
oleh 12 minggu masa nifas. Etiologi Kondisi
stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam
kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan
penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan
lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah
kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang
terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula. Pola hidup yang
tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara asupan
makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal seperti
obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing
manis, dan gangguan jantung. Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah
tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung
membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling
kecil. Patofisiologi Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis
yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bisa meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi
eksresi pada renin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya
perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu juga dapat
meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut
akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah
maka akan menimbulkan kerusakan pada organ – organ seperti jantung. Tanda Dan Gejala : Sakit
kepala berat (kepala terasa berat), pusing, penglihatan kabur
(berkunang-kunang), mual – mual, sesak napas. Komplikasi : Komplikasi yang dapat terjadi
pada hipertensi dalam masa nifas antara lain adalah : pre eklamsi, perdarahan,
kejang. Penatalaksanaan : Penanganan
pada penderita hipertensi masa
nifas dapat dilakukan dengan : penanganannya
bisa cukup diberi obat anti hipertensi (metildopa, dopamet) atau bila perlu
bisa diberikan MgSO4 lewat infus atau suntikan pada bokong, agen
antihipertensi mungkin diperlukan sementara masa nifas jika hipertensi parah.
Obat-obatan oral serupa dengan yang digunakan dalam populasi tidak hamil dapat
digunakan. Singkat furosemide terapi (20 mg oral sekali atau dua kali per hari
selama lima hari) dapat memfasilitasi kembali ke normotension pada wanita
dengan berat, tetapi tidak ringan, preeklampsia, terutama mereka dengan edema
yang signifikan, tekanan darah harus dipantau secara ketat, idealnya dengan
evaluasi di rumah pasien, untuk menghindari hipotensi seperti tekanan darah
wanita kembali ke tingkat dasar normal. Jika sebelum hamil tekanan darah
normal, dan jika tekanan darah dikendalikan, adalah wajar untuk menghentikan
agen antihipertensi setelah tiga minggu dan memonitor tekanan darah untuk
menilai apakah perawatan lebih lanjut diindikasikan
assalamualaikum.. kak ingin bertanya, ini sumbernya dari buku apa ya?
ReplyDelete