Saturday, 11 October 2014

HIPERTENSI MASA NIFAS



HIPERTENSI MASA NIFAS

By: Fita Fitriani 


Hipertensi masa nifas adalah hipertensi atau kenaikan tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg setelah anak lahir. Hipertensi masa nifas adalah hipertensi yang biasanya sembuh secara spontan dalam beberapa minggu (rata - rata 16 ± 9 hari) dan hampir selalu pergi oleh 12 minggu masa nifas. Etiologi Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan     pengeluaran cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula. Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing manis, dan gangguan jantung. Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil. Patofisiologi Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada renin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ – organ seperti jantung. Tanda Dan Gejala : Sakit kepala berat (kepala terasa berat), pusing, penglihatan kabur (berkunang-kunang), mual – mual, sesak napas. Komplikasi : Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi dalam masa nifas antara lain adalah : pre eklamsi, perdarahan, kejang. Penatalaksanaan : Penanganan pada penderita hipertensi masa nifas dapat dilakukan dengan :  penanganannya bisa cukup diberi obat anti hipertensi (metildopa, dopamet) atau bila perlu bisa diberikan MgSO4 lewat infus atau suntikan pada bokong, agen antihipertensi mungkin diperlukan sementara masa nifas jika hipertensi parah. Obat-obatan oral serupa dengan yang digunakan dalam populasi tidak hamil dapat digunakan. Singkat furosemide terapi (20 mg oral sekali atau dua kali per hari selama lima hari) dapat memfasilitasi kembali ke normotension pada wanita dengan berat, tetapi tidak ringan, preeklampsia, terutama mereka dengan edema yang signifikan, tekanan darah harus dipantau secara ketat, idealnya dengan evaluasi di rumah pasien, untuk menghindari hipotensi seperti tekanan darah wanita kembali ke tingkat dasar normal. Jika sebelum hamil tekanan darah normal, dan jika tekanan darah dikendalikan, adalah wajar untuk menghentikan agen antihipertensi setelah tiga minggu dan memonitor tekanan darah untuk menilai apakah perawatan lebih lanjut diindikasikan


1 comment:

  1. assalamualaikum.. kak ingin bertanya, ini sumbernya dari buku apa ya?

    ReplyDelete