Saturday, 11 October 2014

EMBOLI AIR KETUBAN



http://sidomi.com/wp-content/uploads/2013/12/emboli-640x397.jpg
EMBOLI AIR KETUBAN
Dihimpun oleh : Ni Luh Dina Pariani
Menurut Rukiyah (2010: 309)Emboli air ketuban adalah merupakan salah satu penyebab syok dalam kebidanan yang bukan disebabkan karena perdarahan, penyebabnya adalah masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan plasenta, masuknya air ketuban yang mengandung rambut lanugo, verniks kasiosa dan mekonium ke peredaran darah ibu akan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler dalam paru-paru ibu, selain itu zat-zat asing dari janin tersebut juga menimbulkan reaksi anapilaksis yang keras dan gangguan pembekuan darah.
Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Dua 25%  wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli cairan ketuban jarang dijumpai. Kemungkinan banyak kasus tidak terdiagnosis yang dibuat adalah shock obstetrik, perdarahan post partum atau edema pulmoner akut. Cara masuknya cairan ketuban Dua tempat utama masuknya cairan ketuban kedalam sirkulasi darah maternal adalalah vena endocervical ( yang dapat terobek sekalipun pada persalinan normal ) dan daerah utero plasenta.Ruputra uteri meningkat kemungkinan masuknya cairan ketuban. Abruption plasenta merupakan peristiwa yang sering di jumpai, kejadian ini mendahului atau bersamaan dengan episode emboli.
Menurut dr. Irsjad Bustaman, SpOG  Emboli air ketuban (EAK) adalah masuknya cairan ketuban beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud komponen di sini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban  seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental. Emboli air ketuban atau EAK (Amniotic fluid embolism) merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Kasusnya antara 1 : 8.000 sampai 1 : 80.000 kelahiran. Bahkan hingga tahun 1950, hanya ada 17 kasus yang pernah dilaporkan. Sesudah tahun 1950, jumlah kasus yang dilaporkan sedikit meningkat.EAK umumnya terjadi pada kasus aborsi, terutama jika dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu. Bisa juga saat amniosentesis (tindakan diagnostik dengan cara mengambil sampel air ketuban melalui dinding perut). Ibu hamil yang mengalami trauma / benturan berat juga berpeluang terancam EAK. Namun, kasus EAK yang paling sering terjadi justru saat persalinan atau beberapa saat setelah ibu melahirkan (postpartum). Baik persalinan normal atau sesar tidak ada yang dijamin 100% aman dari risiko EAK, karena pada saat proses persalinan, banyak vena-vena yg terbuka, yang memungkinkan air ketuban masuk ke sirkulasi darah ibu. Emboli air ketuban merupakan kasus yang berbahaya yang dapat membawa pada kematian. Bagi yang selamat, dapat terjadi efek samping seperti gangguan saraf.


 Faktor Penyebab
Adanya His yang kuat terutama terus menerus, misalnya pada pemberian uterotonika yang berlebihan dimana ketuban sudah pecah.  Biasanya pada akhir kala 1 atau segera setelah anak lahir.
Penyebab dari emboli air ketuban adalah sebagai berikut:
1.      Multiparitas dan  Usia lebih dari 30 tahun
Shock yang dalam yang terjadi secara tiba – tiba tanpa diduga pada wanita yang proses persalinanya sulit atau baru saja menyelesaikan persalinan yang sulit . Khususnya kalau wanita itu multipara berusia lanjut dengan janin yang amat besar , mungkin sudah meningal dengan meconium dalam cairan ketuban, harus menimbulkan kecurigaan, pada kemungkinan ini ( emboli cairan ketuban ) .
2.      Janin besar intrauteri
Menyebabkan rupture uteri saat persalinan, sehingga cairan ketubanpun dapat masuk melalui pembuluh darah.
3.      Kematian janin intrauteri
Juga akan menyebabkan perdarahan didalam, sehingga kemungkinan besar akan ketuban pecah dan memasuki pembuluh darah ibu, dan akan menyubat aliran darah ibu, sehingga lama kelamaan ibu akan mengalami gangguan pernapasan karena cairan ketuban menyubat aliran ke paru, yang lama kelamaan akan menyumbat aliran darah ke jantung, dengan ini bila tidak tangani dengan segera dapat menyebabkan iskemik bahkan kematian mendadak.
4.      Menconium dalam cairan ketuban
5.      Kontraksi uterus yang kuat
Kontraksi uterus yang sangat kuat dapat memungkinkan terjadinya laserasi atau rupture uteri, hal ini juga menggambarkan pembukaan vena, dengan pembukaan vena, maka cairan ketuban dengan mudah masuk ke pembuluh darah ibu, yang nantinya akan menyumbat aliran darah, yang mengakibatkan hipoksia, dispue dan akan terjadi gangguan pola pernapasan pada ibu.
6.      Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi
Dengan prosedur operasi tidak jauh dari adanya pembukaan pembuluh darah, dan hal ini dapat terjadi ketuban pecah dan masuk ke pembuluh darah ibu.

 Gejala yang ditimbulkan
Pertama-tama penderita tampak gelisah, mual, muntah, dan disertai takikardia dan takipnea. Selanjutnya timbul dispnea dan sianosis, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah, kesadaran menurun disertai nistagmus dan kadang-kadang tibul kejang tonik klonik. Bila ada penyumbatan kapiler paru-paru akan menyebabkan oedema paru yang luas dan akhirnya mengakibatkan kegagalah dan payah jantung kanan.
Komplikasi lain adalah terjadinya gangguan pembekuan darah
Tanda dan gejala embolisme cairan amnion antara lain :
1.      Hipotensi ( syok ), terutama disebabkan reaksi anapilactis terhadap adanya bahan – bahan air ketuban dalam darah terutama emboli meconium bersifat lethal.
2.      Gawat janin ( bila janin belum dilahirkan )
3.      Edema paru atau sindrom distress pernafasan dewasa.
4.      Henti kardiopulmoner
5.      Sianosis
6.      Koagulopati
7.      Dispnea / sesak nafas yang sekonyong – konyongnya
8.      Kejang , kadang perdarahan akibat KID merupakan tanda awal.
Gambaran klinis               
Shock yang dalam yang terjadi secara tiba – tiba tanpa diduga pada wanita yang proses persalinanya sulit atau baru saja menyelesaikan persalinan yang sulit . Khususnya kalau wanita itu mulipara berusia lanjut dengan janin yang amat besar , mungkin sudah meningal dengan meconium dalam cairan ketuban, harus menimbulkan kecurigaan, pada kemungkinan ini ( emboli cairan ketuban ) .Jika sesak juga didahului dengan gejala mengigil yang diikuti dyspnea , vomitus , gelisah , dll disertai penurunan tekanan darah yang cepat serta denyut nadi yang lemah dan cepat .Maka gambaran tersebut menjadi lebih lengkap lagi . Jika sekarang dengan cepat timbul edema pulmoner padahal sebelumnya tidak terdapat penyakit jantung , diagnosa emboli cairan ketuban jelas sudah dapat dipastikan.
Pada uraian ini tidak ada lagi yang ditambahkan kecuali hasil pemeriksaan selanjutnya menunjukkan bahwa gambaran tersebut biasanya disertai kegagalan koagulasi darah pasien dan adanya perdarahan dari tempat plasenta.

 Penanganan
Perawatan pertama ditujukan untuk mengatasi oedema paru-paru dengan pemberian zat asam dengan tekanan positif. Digitalis dapat diberikan bila ada indikasi payah jantung. Dapat juga diberikan Morphin 0,01-0,02 subcutan atau atropis 0,001-0,003 IV, perlahan-lahan dan papaverin 0,004 IV perlahan-lahan, pasang torniket pada lengan dan tungkai untuk meringankan sisi kanan jantung, kembangkan antara  tekanan sistolik dan diastolik, kalau perlu pasang vena sekti, tidak boleh diberikan vasopresor. Menurut  Dengan pemberian transfusi darah segar, fibrinogen, oxygen dan heparin atau trasylol.
Sementara pada kasus-kasus  yang berat tidak ada sesuatu yang memperbaiki keadaan, tujuan yang dilakukan pada tindakan yang dilakukan mencakup pengurangan hipertensi pulmoler, peningkatan perfusijaringan, pengendalian perdarahan dan tindakan suportif umum:
Oksigen diberikan dengan tekanan untuk meningkatkan oksigenisasi
Antispasmodik dan vasodilator seperti papoverin, aminophylin dan trinitrogen dengan monolog. Isoproterenol meningkatkan ventilasi pulmoner dan mengurangi bronehospasme.
Defek koagulasi  harus dikoreksi dengan menggunakan heparin / fibrinogen
Darah segar diberikan untuk memerangi kekurangan darah; perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan pembebanan berlebihan dalam sirkulasi darah
Digitalis berhasiat kalau terdapat kegagalan jantung
Eksplorasi uterus secara manual dilakukan untuk menyingkirkan ruptura uteri / retentio placenta
Hidrokortion diberikan baik untuk membantu mengatasi keadaan yang amat gawat itu maupun khasiat inotropiknya.


No comments:

Post a Comment