oleh : Sekar Laras Amerli Andriani
Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perkembangan melibatkan perubahan
Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi misalnya, disertai dengan perubahan pada organ kelamin, perkembangan intelegensia menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf (Narendra, dkk, 2002; h.7).
2. Perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangannya sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri (Depkes, 2010; h.4).
3. Perkembangan memiliki pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal) (Depkes, 2010; h.5).
4. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat kotak, berdiri sebelum berjalan dan sebagainya (Narendra, dkk, 2002; h.8).
5. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak (Depkes, 2010; h.4).
6. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain (Narendra, dkk, 2002; h.8). Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat badan dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya (Depkes, 2010; h.4).
7. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf
Contoh, tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan ini (Soetjiningsih, 1995; h.15).
No comments:
Post a Comment