Wednesday, 15 October 2014

ABORTUS INKOMPLIT



Oleh : NI LUH DINA PARIANI

     KONSEP DASAR ABORTUS INKOMPLIT
     Pengertian Abortus
Abortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000gr atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba, 1998 : 214).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Sarwono, 2006).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus secara umum, antara lain :
a.       Faktorjanin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi pada 50-60% kasus keguguran, faktor kelainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta.
b.      Faktor ibu
o   Kelainan endoktrin
o   Faktor kekebalan
o   Kelemahan otot leher
o   Kelainan bentuk rahim
c.       Faktor bapak
Kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan abortus.
d.      Faktor genetik
Penyebab yang paling sering menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas kromosom pada janin.
Abnormalitas genetik yang paling sering terjadi adalah aneuploidi (abnormalitas komposisi kromosom) contohnya trisomi autosom yang menyebabkan lebih dari 50% abortus spontan.
e.       Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-15% wanita dengan abortus spontan yang rekuren; Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus mullenian (uterus bersepta).
f.       Pemeriksaan yang dapat dianjurkan kepada pasien ini adalah pemeriksaan USG dan HSG. Dari pemeriksaan USG sekaligus juga dapat mengetahui adanya suatu mioma terutama jenis submukosa.
g.      Faktor endoktrin
o   Faktor endoktrin berpotensi menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20% kasus
o   Insufisiensi fase luteal
o   Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik ovarium merupakan faktor kontribusi pada keguguran
h.      Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidismus, diabetes mellitus dan defisisensiprogesteron.
i.        Faktor infeksi
Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus) dan malaria.
Infeksi intrauterin sering dihubungkan dengan abortus spontan berulang.
j.        Faktor imunologi
Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari tersebut.
k.      Penyakit-penyakit kronis yang melemahkan, pada awal kehamilan, penyakit-penyakit kronis yang melemahkan keadaan ibu, misalnya penyakit tuberkulosis atau karsinomatosis jarang menyebabkan abortus; sebaliknya pasien penyakit tersebut sering meninggal dunia tanpa melahirkan.
l.        Faktor nutrisi
Malnutrisi umum sangat berat memiliki kemungkinan paling besar menjadi predisposisi abortus.
m.    Obat-obat rekreasional dan toksin lingkungan, peranan penggunaan obat-obatan rekreasional tertentu yang dianggap teratogenik harus dicari dan anamesa seperti tembakau dn alkohol, yang berperan karena jika ada mungkin hal ini merupakan salah satu yang berperan.
n.      Faktor psikologis
Yang peka terhadap terjadinya abortus ialah wanita yang belum matang secara emosional dan sangat penting dalam menyelamatkan kehamilan.
Ada empat jenis abortus, yaitu :
·         Abortus Imminens
·         Abortus Insipiens
·         Abortus Inkomplit
·         Abortus Komplit
 Pengertian Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit  adalah  pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(Sarwono, 2002, hal. 307)
Abortus inkomplit adalah sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi biasanya plasenta masih tertinggal didalam uterus. (Rustam Mochtar, 1998, hlm. 219)
Abortus inkomplit adalah ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus sehingga sisanya memberikan gejala klinis (Manuaba, 1998 : 219)

Etiologi
Penyebab abortus inkomplit antara lain :
1.      Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
a.       Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom seks
b.      Faktor lingkungan endometrium
o   Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
o   Gizi ibu berkurang karena anemi atau terlalu pendek jarak kehamilan
c.        Pengaruh luar
o   Infeksi endometrium, endometrium belum siap menerima hasil konsepsi
o   Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan konsepsi terganggu
2.      Kelainan pada plasenta
a.       Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b.      Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada DM
c.       Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga terjadi abortus

3.      Penyakit ibu.
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta
a.       Penyakit infeksi seperti pnemonio, tifus abdominalis, malaria, sifilis
b.      Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi uterus plasenta
c.       Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes militus.
d.      Kelainan yang terdapat dalam rahim.. Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri bekas operasi pada serviks
 Patofisiologi Abortus Inkomplit
Gejala awal yang di timbulkan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga bagian yang terlepas ini merupakan benda asing dalam uterus. Ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut, oleh karena adanya kontraksi uterus maka akan memberi gejala umum berupa nyeri perut karena kontraksi disertai perdarahan dan pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan ke 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit
·         Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa terdapat bekuan darah
·         Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
·         Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka
·         Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar
·         Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan syok

   Penanganan Abortus Inkomplit
Dalam menghadapi kasus abortus inkomplit, bidan dapat berkonsultasi dengan dokter, sehingga tidak merugikan pasien. Penatalaksanaan yang biasanya dilakukan pada kasus abortus inkomplit, antara lain :
Ø   Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
oral.
Ø  Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
§  Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
tidak tersedia.
§  Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).

Ø  Jika kehamilan lebih 16 minggu :
§  Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi.
§  Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
Ø  Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan .



No comments:

Post a Comment