Monday, 13 October 2014

IMUNISASI POLIO



IMUNISASI POLIO

by. Dewi Maya Sari


 

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat dikombinasikan dengan vaksin DPT. Terdapat 2 macam vaksin polio :
a.       Inactivated Polio Vaccine (IPV= Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.
b.      Oral Polio Vaccine (OPV= Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
Bentuk trivalent (Trivalen Oral Polio Vaccine, TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, sedangkan bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Cara pemberian dan dosis imunisasi polio, Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD( 5- 6  tahun) dan pada saat meninggalkan SD ( 12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes ( 0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes ( dropper) yang baru. Cara pemberian:
a.       Orang tua memegang bayi dengan kepala disangga dan dimiringkan ke belakang.
b.      Mulut bayi dibuka hati-hati menggunakan ibu jari atau dengan menekan pipi bayi dengan jari-jari.
c.       Teteskan 2 tetes vaksin dari alat tetes ke dalam lidah. Jangan biarkan alat tetes menyentuh bayi.
Efek samping imunisasi polio pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.
Kontra Indikasi pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

No comments:

Post a Comment