Sunday, 12 October 2014

kumpulan artikel kesehatan








oleh : anita bastari

PENYAKIT PAYUDARA
Penyakit-penyakit payudara dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) penyakit bawaan; (2) penyakit peradangan; (3) penumbuhan jinak; (4) penumbuhan ganas. Oleh karena  pada pembicaraan morfologi payudara sebelumnya penyakit bawaan telah disinggung, disini hanya akan dibicarakan peradangan (mastitis), penumbuhan jinak, dan penumbuhan ganas. Berturut-turut akan dibicarakan:
1.      Mastitis: awal peradangan, abses, nekrosa lemah, ektasi duktus laktiferus.
2.      Penumbuhan jinak: penyakit kistis payudara, fibroadenoma payudara, kistosarkoma filloides
3.      Penumbuhan ganas: kanker payudara, sarcoma payudara
Penyakit-penyakit lain yang jarang ditemukan di Indonesia tidak dibicarakan.
MASTITIS
Peradangan payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah hamil, malahan praktek sehari-hari yang ridak hamil pun kadang-kadang kita temukan dengan mastitis.
Mastitis lazim dibagi dalam (1) mastitis gravidarum, dan (2) mastitis puerpuralis, karena memang penyakit ini boleh dikatakan hampir selalu timbul pada waktu hamil atau laktasi.
Pada umumnya yang dianggap porte d’entrĂ©e dari kuman penyebab ialah putting susu yang luka atau lecet, dan kuman per kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Sebagian besar ang ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokkus aureus.
Tingkat penyakit ini ada dua, yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Pada peradangan pada taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf ini cukup memberi support mamma itu dengan kain tiga segi, supaya tidak menggantung yang memberikan rasa nyeri, dan disamping itu memberi antibiotika. Dalam hal antibiotika dapat dikemukakan bahwa kuman dari abses yang dibiakkan dan diperiksa resistensinya terhadap antibiotika, ternyata banyaj yang resistensi terhadap penisilin dan streptomisin.
Tingkat mastitis hampir selalu orang sakit dating sudah dalam tingkat abses. Dari tingkat radang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi edematous, air susu terbendung, dan air susu yang terbendung itu segera bercampur dengan nanah. Gejala abses ini ialah nyeri bertambah hebat di payudara, kulit diatasa abses mengkilat dan suhu tinggi sekali (390-400C). dan bayi dengan sendirinya tidak mau minum pada payudara yang sakit, seolah-olah dia tahu bahwa susu disebelah itu bercampur dengan nanah. Satu-satunya pengobatan adalah insisi dan memasukkan drain penrose. Janganlah dicari fluktuasi pada tingkat ini karena tidak jarang abses letak sentral dan fluktuasi sebagai tanda cairan dalam suatu rongga tidak akan ditemukan. Pengalaman menunjukkan bahwa drainase ini sesudah 72 jam bertukar sifat menjadi kebocoran air susu yang tidak sedikit melukai luka insisi. Dianjurkan memakai perban elastis yang ketat pada payudara, untuk menghentikan laktasi.

Sumber : Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : EGC

No comments:

Post a Comment