oleh : anita bastari
PENYAKIT PAYUDARA
Penyakit-penyakit
payudara dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) penyakit bawaan; (2) penyakit
peradangan; (3) penumbuhan jinak; (4) penumbuhan ganas. Oleh karena pada pembicaraan morfologi payudara
sebelumnya penyakit bawaan telah disinggung, disini hanya akan dibicarakan
peradangan (mastitis), penumbuhan jinak, dan penumbuhan ganas. Berturut-turut
akan dibicarakan:
1.
Mastitis:
awal peradangan, abses, nekrosa lemah, ektasi duktus laktiferus.
2.
Penumbuhan
jinak: penyakit kistis payudara, fibroadenoma payudara, kistosarkoma filloides
3.
Penumbuhan
ganas: kanker payudara, sarcoma payudara
Penyakit-penyakit
lain yang jarang ditemukan di Indonesia tidak dibicarakan.
MASTITIS
Peradangan
payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah hamil,
malahan praktek sehari-hari yang ridak hamil pun kadang-kadang kita temukan
dengan mastitis.
Mastitis
lazim dibagi dalam (1) mastitis gravidarum, dan (2) mastitis puerpuralis,
karena memang penyakit ini boleh dikatakan hampir selalu timbul pada waktu
hamil atau laktasi.
Pada
umumnya yang dianggap porte d’entrĂ©e
dari kuman penyebab ialah putting susu yang luka atau lecet, dan kuman per
kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Sebagian besar ang
ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokkus aureus.
Tingkat
penyakit ini ada dua, yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Pada
peradangan pada taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf
ini cukup memberi support mamma itu dengan kain tiga segi, supaya tidak
menggantung yang memberikan rasa nyeri, dan disamping itu memberi antibiotika.
Dalam hal antibiotika dapat dikemukakan bahwa kuman dari abses yang dibiakkan
dan diperiksa resistensinya terhadap antibiotika, ternyata banyaj yang
resistensi terhadap penisilin dan streptomisin.
Tingkat
mastitis hampir selalu orang sakit dating sudah dalam tingkat abses. Dari
tingkat radang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang
duktulus-duktulus menjadi edematous, air susu terbendung, dan air susu yang
terbendung itu segera bercampur dengan nanah. Gejala abses ini ialah nyeri
bertambah hebat di payudara, kulit diatasa abses mengkilat dan suhu tinggi
sekali (390-400C). dan bayi dengan sendirinya tidak mau
minum pada payudara yang sakit, seolah-olah dia tahu bahwa susu disebelah itu
bercampur dengan nanah. Satu-satunya pengobatan adalah insisi dan memasukkan drain penrose. Janganlah dicari
fluktuasi pada tingkat ini karena tidak jarang abses letak sentral dan
fluktuasi sebagai tanda cairan dalam suatu rongga tidak akan ditemukan.
Pengalaman menunjukkan bahwa drainase ini sesudah 72 jam bertukar sifat menjadi
kebocoran air susu yang tidak sedikit melukai luka insisi. Dianjurkan memakai
perban elastis yang ketat pada payudara, untuk menghentikan laktasi.
Sumber
: Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
Kandungan. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment