Kontrasepsi suntik merupakan
suatu tindakan invasif karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus
dilakukan hati-hati dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Salah satu
tujuan utama dari kontrasepsi ini adalah untuk mengembangkan suatu metode
kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama, yang tidak membutuhkan pemakaian
setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversibel.
Tersedia 2 jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu :
1)
Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong).
2) Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat),
yang mengandung 200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan
cara disuntik IM (Sarwono, 2010)
Cara kerja kontrasepsi ini adalah
mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma, menjadikan selaput rahim tipis dan atropi dan menghambat tranportasi gamet oleh tuba.
Keuntungan penggunaannya
yaitu sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh
pada hubungan suami-istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak
berpengaruh terhadap ASI. Kerugian/keterbatasannya yaitu
dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur
karena tidak terdapatnya estrogen yang diperlukan
untuk pengelupasan endometrium secara teratur pada haid.
Efek samping yaitu gangguan haid, mual/pusing/gelisah,
sakit kepala (disertai gangguan penglihatan), perubahan berat badan (BB naik atau turun). Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
yaitu usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin hamil atau
dicurigai hamil, Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea, menderita kanker
payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes melitus disertai komplikasi (Sarwono, 2008).
No comments:
Post a Comment