Monday, 13 October 2014

KB SUNTIK 3 BULAN





Kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Salah satu tujuan utama dari kontrasepsi ini adalah untuk mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama, yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversibel.
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu :
1)    Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong).
2)    Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM  (Sarwono, 2010)
Cara kerja kontrasepsi ini adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput rahim tipis dan atropi dan menghambat tranportasi gamet oleh tuba.
Keuntungan penggunaannya yaitu sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak berpengaruh terhadap ASI. Kerugian/keterbatasannya yaitu dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur karena tidak terdapatnya estrogen yang diperlukan untuk pengelupasan endometrium secara teratur pada haid.
Efek samping yaitu gangguan haid, mual/pusing/gelisah, sakit kepala (disertai gangguan penglihatan), perubahan berat badan (BB naik atau turun). Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin yaitu usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin hamil atau dicurigai hamil, Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea, menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes melitus disertai komplikasi (Sarwono, 2008).

No comments:

Post a Comment