Oleh: Nova Avianti Rahayu
Cara pengisian partograf yang benar
adalah sesuai dengan pedoman pencatatan partograf. Menurut Depkes RI (2008)
cara pengisian partograf adalah sebagai berikut:
1)
Lembar depan partograf.
a)
Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan
ditulis sebagai jam. Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu
merasakan mules.
b)
Kondisi janin.
(1)
Denyut Jantung Janin.
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit
(lebih sering jika terdapat tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak menunjukkan
waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan
100. Bidan harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau diatas 160 permenit (tachikardi).
Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu
titik dengan titik yang lainnya.
(2)
Warna dan adanya air
ketuban.
Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina, menggunakan
lambang-lambang berikut:
U : Selaput ketuban Utuh.
J : Selaput ketuban pecah, dan air
ketuban Jernih.
M : Air ketubanbercampur Mekonium.
D : Air ketuban bernodaDarah.
K : Tidak ada cairan ketuban/Kering.
(3)
Penyusupan/molase
tulang kepala janin.
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase)
kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air
ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut:
0
: Sutura terpisah.
1
: Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2
: Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki.
3
: Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih menandakan
kemungkinan adanya CPD ( cephalo pelvic
disproportion).
c)
Kemajuan persalinan.
Angka 0-10
di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks.
(1)
Pembukaan serviks.
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap
temuan dari setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks
setiap 4 jam. Cantumkan tanda ‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan
serviks.
(2)
Penurunan bagian terbawah janin.
Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5
yang sesuai dengan metode perlimaan.
Tuliskan turunnya kepala
janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan tanda ‘0’ pada garis waktu
yang sesuai.
(3)
Garis waspada dan garis bertindak.
(a)
Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir pada titik
di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks
mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya
penyulit.
(b)
Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak
4 jam) pada garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di
sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk
menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di tempat rujukan sebelum
garis bertindak terlampaui.
d)
Jam dan waktu.
(1)
Waktu mulainya fase aktif persalinan.
Setiap kotak menyatakan
satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
(2)
Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.
Cantumkan tanda ‘x’ di
garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan.
e)
Kontraksi uterus.
Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit.Nyatakan lama kontraksi dengan:
(1)
: Beri titik-titik di
kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik.
|
|
(2)
: Beri garis-garis di
kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.
(3)
: Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi
yang lamanya > 40 detik.
|
f)
Obat-obatan dan cairan yang diberikan.
(1)
Oksitosin. Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan
setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan
dalam satuan tetes per menit.
(2)
Obat lain dan caira IV. Catat semua dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.
g)
Kondisi ibu.
(1)
Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh.
(a)
Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang sesuai.
(b)
Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika
diduga ada penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai.
(c)
Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering
jika terjadi peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh
pada kotak yang sesuai.
(2)
Volume urine, protein dan aseton.
Ukur dan catat jumlah
produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika memungkinkan, lakukan
pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.
2)
Lembar belakang partograf.
Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang
berguna untuk mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II,
kala III, kala IV, bayi baru lahir
(terlampir).
a)
Data dasar.
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan,
alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping
saat merujukdan masalah dalam kehamilan/persalinan ini.
b)
Kala I.
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat
melewati garis waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil
penatalaksanaannya.
c)
Kala II.
Kala II terdiri dari episiotomy, pendamping persalinan, gawat
janin, distosia bahu dan masalah dan penatalaksanaannya.
d)
Kala III.
Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama
kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus
uteri, kelengkapan plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia
uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya.
e)
Kala IV.
Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus
uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.
f)
Bayi baru lahir.
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan,
jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.
No comments:
Post a Comment