Monday, 10 November 2014

INFERTIL ATAU KEMANDULAN



INFERTILE ATAU KEMANDULAN
Oleh : Fita Fitriani

Pengertian : Infertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya (Widyastuti, 2009). Pasangan infertil adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta telah berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil (Manuaba, 1999).
Etiologi : Menurut Baradero (2006), etiologi infertilitas disebabkan oleh : wanita (uterus abnormal, disfungsi  hipofisis, tiroid, adrenal, dan ovarium, disfungsi ovulasi dapat mengahambat pematangan dan keluarnya ovum, pid, obstruksi tuba fallopi, penyakit pada serviks dan uterus yang bisa menghambat jalannya sperma yang aktif, malnutrisi, anemia berat, ansietas), pria (testis tidak turun, anomali lain yang bisa menghambat pematangan sperma, defisiensi hormon (hipofisis, tiroid, adrenal), kerusakan testis karena penyakit, orkitis dari mump (gondongan), prostatis, rokok dan alcohol), wanita dan pria (penyakit menular seksual, kanker yang bisa menyebabkan obstruksi pertemuan sperma dan ovum, lain-lain : inkompatibilitas imunologis dapat mensegah penetrasi ovum oleh sperma, masalah perkawinan).
Patofisiologi : Menurut Baradero (2006), sekitar 95 % dari disfungsi pada system reproduksi dikaitkan dengan anovulasi, kelainan anatomis pada traktus genital wanita, dan produksi sperma yang tidak normal. Disfungsi ovulasi adalah penyebab utama dari infertilitas. Obstruksi tuba fallopi adalah gangguan struktur yang lazim. Penyebab obstruksi yang paling lazim ditemukan adalah salpingitis akut karena infeksi gonorea atau klamedia. Infeksi pelvis, pemakaian IUD, dan endometriosis juga bisa menyebabkan obstruksi tuba. Infeksi bisa merusak kelenjar-kelenjar yang menyekresi mucus yang membantu kelangsungan hidup dan motilitas sperma. Kurangya estrogen bisa menyebabkan volume dan kualitas mucus serviks menurun. Kelainan pada uterus termasuk leiomioma bisa mengganggu implantasi ovum yang telah dibuahi. Sekitar 40%dari infertilitas menyangkut masalah produksi sperma. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa rokok bisa menyebabkan infertilitas. Nikotin mempunyai efek yang negatif terhadap transportasi dan implantasi ovum yang telah dibuahi. Malnutrisi juga mempengaruhi sekresi hipofisis dan gonadotropin. Infertilitas bisa mengakibatkan efek psikologis yang sangat berat pada suami/istri. Ketidakmampuan untuk mendapat keturunan bisa mempengaruhi semua aspek hidup/suami. Mengikuti pemeriksaan dan pengobatan dapat pula memberi pengharapan yang kemudian bisa menjadi keputusasaan apabila pengobatan gagal.
Klasifikasi Infertilitas : Menurut Widyawati (2009), infertilitas dibagi menjadi dua, yaitu : Infertilitas Primer (Jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut), Infertilitas Sekunder (Jika istri pernah hamil akan tetapi tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut)
Faktor-Faktor Infertilitas pada Suami-Istri : Menurut Manuaba (1999), faktor-faktor infertilitas yaitu : suami (hipospadia (muara saluran kemih terletak di permukaan bawah zakar), ejakulasi retrograde (ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih), terdapat varikokel (pelebaran pembuluh bali tali pusat), buah zakar mengecil, buah zakar yang tidak turun, kemampuan ereksi kurang, kelainan pada pembentukan spermatozoa, gangguan pada sperma dan spermatozoa), istri (liang senggama (vagina) 5%, mulut rahim (serviks) 5%, uterus 5%, tuba fallopi 50-60%, indung telur (ovarium) 10-15%, factor lapisan dalam abdomen (peritoneum) 5%, gangguan system hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan, gangguan pada pelepasan telur (ovulasi), gangguan pada korpus luteum (defisiensi korpus luteum), gangguan implantasi hasil konsepsi dalam rahim)
Pemeriksaan Pasangan Infertilitas
Menurut Widyawati (2009), sekitar 1 dari 5 pasangan akan hamil dalam 1 tahun pertama pernikahan dengan senggama yang normal dan teratur.
Riwayat penyakit dan pemeriksaan
Pemeriksaan awal dari pasangan infertile mencakup riwayat penyakit, riwayat perkawinan terdahulu dan sekarang serta pemeriksaan terhadap masing-masing pasangan. Sungguh baik jika pertama kali pasangan diperiksa bersama-sama, karena dokter yang memeriksa akan dapat meniali interaksi mereka, untuk pemeriksaan berikutnya lebih baik dinilai sendiri-sendiri 
Analisis sperma
Analisis sperma harus dilakukan pada tahap awal, contoh sperma dikumpulkan dalam wadah gelas, tidak boleh pakai karet kondom, kemudian harus dikirim ke laboratorium dalam masa dua jam dari ejakulasi. Tidak adanya semen didalam dua atau lebih contoh semen merupakan indikasi untuk pemeriksaan ulang. Tiadanya fruktosa didalam contoh semen menjadi petunjuk tiadanya vesikula dan vasa seminalis yang bersifat kongrnital, ini menjadi patokan bahwa pemeriksaan  fungsi testis berikutnya tidak ada gunanya. Apabila fruktosa dalam contoh semen ada, maka perlu dilakukan biopsy testis.
Uji pasca senggama (UPS)
Apabila telah diyakini bahwa analisis spermanya normal, maka UPS bisa dijadwalkan. Ini akan memperlihatkan apakah semen sudah terpancar dengan baik ke puncak vagina selama senggama. UPS dilakukan sekitar 2-3 hari sebelum perkiraan ovulasi. Pasien diminta datang 2-8 jam setelah senggama normal. Getah serviks dihisap dari kanal endoserviks yang pada tahap ini harus banyak dan bening. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop. Jika dijumpai 20 sperma perlapangan pandang, harapan untuk kehamilan cukup besar jika 1-20 sperma aktif perlapang pandang. Uji ini harus dilakukan sekurang-kurangnya pada dua keadaan yang terpisah, hasil negatif bisa disebabkan oleh tehnik senggama.
Pembasahan dan pemantauan ovulasi
UPS dapat menyingkirkan sebab infertilitas suami, dan yang sangat penting adalah ovarium secara teratur menghasilkan ovum. Riwayat haid dapat memberikan pegangan terhadap hal ini. Ovulasi lebih mungkin terjadi jika siklus haid berlangsung teratur dan dengan jumlah darah haid yang sedang untuk jangka waktu 3-5 hari. Haid yang tak teratur dan sedikit menjadi pertanda siklus anovulatorik. Sebagian wanita merasakan nyeri pada satu sisi fossa illiaka untuk 12-24 jam pada saat ovulasi, dan hal ini mungkin bersamaan atau tanpa dosertai pendarahan ringan atau dengan suatu peningkatan limbah vagina. Matalgia prahaid menandakan adanya suatu korpus luteum yang aktif, artinya ovulasi sebelumnya telah terjadi dalam siklus itu.
Uji pakis
Dibawah pengaruh estrogen, getah serviks yang dikeringkan pada obyek glass akan mengalami kristalisasi dan menghasilkan suatu pola daun pakis yang cukup khas. Ini terjadi antara hari ke 6 samapai hari ke 22 dari siklus haid dan kemudian akan dihambat oleh progesterone. Hambatan ini biasanya akan tampak pada hari ke 23 hingga haid berikutnya. Menetapnya pola pakis setelah hari ke 23 ini menunjukkan bahwa ovulasi tidak terjadi. Darah dan semen juga dapat menghambat pembentukan lukisan pakis itu sehingga hasi, yang salah sering dijumpai pada uji ini.
Suhu basal badan
Pada beberapa wanita, suhu basal badan meningkat pada fase progresteron dari siklus haid. Cara ini juga dapat menentukan apakah telah terjadi ovulasi. Suhu basal badan diambil setiap hari pada saat terjaga pagi hari, sebelum bangkit dari tempat tidur, ataupun makan minum. Nilainya ditandai pada kertas grafik. Jika wanita anovulasi grafik akan memperlihatkan pola bifasik yang khas (tipikal).
Sitologi vagina atau endoserviks
Epitel dari sepertiga lateral atas dinding vagina memberikan respon yang ada pada hormone ovarium. Pemeriksaan ini dilakukan secara serial. Sekarang telah dikembangkan pemeriksaan dari endoserviks pada fase pasca ovulasi dengan pengembalian tunggal (tanpa serial). Perubahan sitologik dengan melihat indeks kariopiknotik dapat dipaki untuk menentukan ada tidaknya ovulasi.
Biopsi endometrium
Biopsi endometrium bisa dilakukan secara poliklinis tanpa anastesi, dengan memakai sendok murret kecil tanpa dilatasi serviks. Saat yang tepat adalah fase sekresi, yaitu sekitar 5-7 hari sebelum hari haid berikutnya.
Laparaskopi
Cara ini memungkinkan visualisasi langsung secara endoskopik baik ovulasi yang baru saja terjadi dengan adanya bintik ovulasi, maupun adanya korpus luteum sebagai hasil ovulasi diwaktu yang lebih dini dari siklus itu.
Psikologi Pasangan Infertil
Pasangan-pasangan infertilitas memerlukan dukungan psikologis. Infertilitas dapat menimbulkan rasa tidak mampu, kehilangan jati diri atau ketakutan tentang seksualitas mereka sendiri. Terutama jika salah satu pasangan ditemukan bermasalah. Kemarahan, tuduhan atau depresi dapat menonjol karena fustrasi dan kekecewaan muncul kembali setiap bulan selama belum terjadi kehamilan. Sebagian orang mungkin begitu terobsesi dengan suhu tubuh basal, hubungan seks yang terjadwal dan aspek terapi sehingga hubungan interpersonal diantara pasangan menjadi terganggu. Mungkin terdapat beban atau stress tambahan akibat hanya pemeriksaan dan pengobatan. Banyak asuransi yang hanya membayar sedikit atau tidak sama sekali untuk biaya-biaya yang dikeluarkan. Infertilitas dapat menyebabkan pasien mengalami semua fase reaksi kesedihan, penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi dan penerimaan. Banyak pasangan bersedia mencoba berbagai teknik yang mereka baca atau dengar, terutama dari teman atau saudara yang dekat. Kelompok pendukung dapat membantuorganisasi nasional RESOLVE dapat memberikan dukungan informal dan rujukan untuk konseling dengan ahlinya (Benson, 2008).  

No comments:

Post a Comment