NAMA:SITI
MAGHFIRAH ABDUL
ARTIKEL KANKER SERVIKS: (1,2,3)
Ø Definisi:
Kanker serviks adalah kanker primer serviks (Kanalis
servikalis dan/atau porsio).
Ø Insidens:
- Penyebab
kematian terbanyak dari seluruh kanker Ginekologi.
- 500.000
kasus ditemukan setiap tahun.
- ACS:
14.500 kasus baru, 4500 meninggal.
- Insiden
lebih tinggi pada negara berkembang dibandingkan di negara maju.
- Pada
negara maju menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan endometrium.
- Di
Indonesia: urutan teratas dari 10 jenis kanker Ginekologi.
- >
50% ditemukan pada stadium lanjut.
- Usia
rata-rata adalah 51,4 tahun.
- Dapat
ditemukan lebih dini, bila Pap Smear teratur.
- Jenis
kanker pertama yang berhasil diobati.
Ø Histologi:
- Ka
sel skuamous: 85-95% dari semua jenis Karsinoma Serviks.
- Adenokarsinoma:
ditemukan sekitar 5%.
- Mixed
epithelial Ca.
- Neuroendocrine
Ca.
- Tumor
yang jarang: Melanoma, Koriokarsinoma, Metastasis dari tempat lain.
Ø Faktor
Risiko:
- Erat
hubungannya dengan perilaku seksual.
- Penyakit
menular seksual dengan agen penyebab adalah virus HPV.
- DNA
HPV ditemukan pada hampir 90% Karsinoma Serviks.
1. Utama:
- Umur:
terutama pada usia reproduksi.
- Ras:
wanita kulit putih memiliki resiko lebih tinggi.
- Status
ekonomi rendah.
- Faktor
reproduksi dan sosial:
o
Usia pertama kali berhubungan seksual.
o
Sering berganti pasangan.
o
Multiparitas.
- Perokok.
2. Relatif:
- Pemakaian
kontrasepsi yang lama.
- Defisiensi
nutrisi, terutama vitamin C.
- Infeksi
HIV.
- Penyakit
akibat hubungan seksual selain HPV: HSV 2.
Ø Gambaran
Klinik:
- Stadium
dini: tanpa gejala.
- Awal:
keputihan berbau, perdarahan vagina yang abnormal, perdarahan pasca menopause,
dan perdarahan pasca koitus.
- Lanjut:
nyeri pelvik, tulang belakang, dan hidronefrosis.
- Akhir:
hematuria, hematochesia, urin dan feses keluar dari vagina.
- Catatan:
Untuk stadium dini: Perdarahan kontak.
Untuk stadium lanjut: perdarahan
yang terus menerus.
Ø Stadium:
0: Karsinoma in situ, NIS
III
I: Proses terbatas pada
serviks.
A: Ka invasif preklinik, diagnosis
ditegakkan dengan mikroskop
A1: Invasif ke stroma 3 mm dan lebar 7
mm.
A2: Invasif ke stroma antara 3 mm dan 5
mm dan lebar 7mm
B: Secara klinik lesi jelas terlihat pada
serviks
B1: Diameter lesi < 4 cm.
B2: Diameter lesi > 4 cm.
II: Proses keluar dari serviks dan
menyebar ke vagina atau parametrium
tetapi belum mencapai 1/3 distal vagina dan tidak sampai ke dinding pelvis.
A: Penyebaran belum mencapai parametrium.
B: Penyebaran sudah sampai ke parametrium.
III: Penyebaran
mencapai 1/3 distal vagina dan dinding pelvis. Terjadi hidronefrosis dan
anfungsi ginjal.
A: Penyebaran ke 1/3 distal vagina, dan
dinding pelvis.
B: Meluas sampai ke dinding pelvis atau
terjadi hidronefrosis dan an-fungsi ginjal.
IV: Tumor mencapai
mukosa vesika urinaria dan rektum atau meluas ke pelvis.
A: Penyebaran ke organ sekitar.
B: Metastasis jauh.
Ø Diagnosis:
- Sitologi:
Pap Smear.
- Pemeriksaan
Fisis: endofitik, eksofitik,serviks teraba kaku dan membesar.
- Periksa:
inguinal, supraklavikula, dan hepar.
- Biopsi.
- Kuret
endoserviks.
- Kolposkopi.
- Konisasi
Diagnostik.
- Foto
toraks, tulang belakang, IVP, barium enema, Limfangiografi, arteriografi,
CT-scan, MRI, dan laparoskopi.
Ø Terapi:
- Pembedahan:
o
Konisasi serviks.
o
Histerektomi abdominal ekstrafasial.
o
Histerektomi radikal + limfadenektomi pelvik
bilateral.
o
Eksentrasi pelvik.
- Radiasi:
o
External beam therapy.
o
Brachytherapi.
- Kemoterapi:
PVB (Cis platinum, Vincristin, Bleomycin).
- Bahan
biologi.
- Karsinoma
in situ: Krioterapi, LEEP, laser, konisasi, radiasi.
- Stadium
I A: Konisasi, histerektomi ekstrafasial, dan radiasi.
- Stadium
I B – II A: Histerektomi radikal,
radiasi.
- Stadium
II B – IV: Radiasi, kemoterapi.
Ø Prognosis:
- Ditentukan
oleh:
o
Umur penderita.
o
Keadaan umum.
o
Stadium.
o
Gambaran histologik sel tumor.
o
Kemampuan ahli dalam pengobatan.
o
Sarana pengobatan yang tersedia.
- Penderita
dengan pengobatan primer mempunyai rekurensi:
o
1 tahun: sekitar 50%.
o
2 tahun: > 80%.
- Rekurensi
> 70% mempunyai pemeriksaan sitologi serviks dan vagina yang abnormal.
- Angka
harapan hidup setelah pengobatan:
o
Karsinoma in situ: 100%.
o
Stadium mikroinvasif: 98%.
o
Karsinoma Invasif:
a. Stadium
I: 75 – 90%.
b. Stadium
II: 40 – 60%.
c. Stadium
III: 20 – 25%.
d. Stadium
IV: 5 – 10%.
v KANKER VULVA: (6,7,8)
Ø Definisi:
Merupakan keganasan pada
vulva yang terdiri dari rangkaian tumor yang berasal dari kulit atau appendiks
kulit vulva.
Ø Insidens:
- Ditemukan
sekitar 4% dari keganasan pada alat kelamin wanita.
- 90%
karsinoma sel skuamosa.
- Sisanya
berupa melanoma, adenokarsinoma, karsinoma sel basal, dan sarkoma.
- Paling
sering pada wanita post menopause, puncak insidens pada usia 60 – 70 tahun.
Ø Etiologi:
- Belum
diketahui secara pasti (idiopatik).
- Ditemukan
pada wanita usia tua, dengan adanya lesi distrofi, dan al. Liken sklerosus.
- Dihubungkan
dengan sifilis, granuloma venerum, al. Limfogranuloma venerum, dan granuloma
inguinal (Donovanosis).
- Sekitar
5% kanker vulva ditemukan tes serologis positif.
Ø Faktor
Risiko:
- Wanita
yang sering berganti pasangan seks.
- Wanita
dengan higiene buruk.
- Penyakit
radang kronik pada vulva.
- Riwayat
penyakit kondiloma akuminata.
Ø Histopatologi:
- 86%
karsinoma vulva adalah skuamosa.
- Tumor soliter, pada labium mayus atau minus.
- Sekitar
10% terdapat pada klitoris.
- 10%
lesi bersifat multifokal.
- Sebagian
besar berdiferensiasi baik.
- Bentuk
lain: melanoma, karsinoma sel basal, karsinoma skuamosa, dan adenokarsinoma.
Ø Gejala
Klinik:
- Benjolan
pada vulva, disertai rasa gatal.
- Perdarahan
vulva, disuria: jarang.
- Perubahan
warna dan konsistensi kulit.
- Kadang
ditemukan meta: massa yang besar pada lipat paha sebagai gejala awal.
- Lesi:
pembesaran, pelebaran, ulserasi, leukoplakia, dan kutil.
- Sebagain
besar pada labia mayora, tapi dapat juga pada labia minora, klitoris, dan
perineum.
Ø Diagnosis:
- Inspeksi
dengan cermat dan biopsi.
- Gambaran:
Iritasi, permukaan ireguler, pigmentasi, ulserasi.
- Perlu
multipel biopsi.
- Sistoskopi:
Untuk mengetahui metastasis ke urethra bagian atas dan mukosa buli-buli.
- Proktoskopi:
Deteksi metastasis ke rektum.
- CT-scan
dan MRI: Identifikasi limfadenopati retroperitoneal dan deteksi matastasis ke
struktur tulang pelvis.
Ø Penatalaksanaan:
a. Kanker
vulva dini:
o
Pembedahan: Konservatif disertai dengan
pengobatan.
o
Lesi primer, dengan pertimbangan kondisi
vulva dan usia pasien.
o
Llimfonodus pada lipat paha: diseksi diikuti
dengan limfadenekomi inguinofemoral.
b. Tumor
T2, T3 dini, nodus NO atau N1
o
Vulvektomi radikal dan limfadenektomi,
inguinofemoral bilateral.
o
Ke urethra atau ke vagina: reseksi parsial.
o
Radiasi pra operasi: 2 pendekatan operasi
dasar:
- The
en bloc approach: Insisi kupu-kupu.
- The
separate incision approach.
o
T3 besar atau tumor primer T4.
o
Kalau mengenai anus, rektum, septum
rektovaginal, dan urethra proksimal dilakukan Adequate surgical clearance:
kombinasi antara eksentrasi pelvis, vulvektomi radikal, diseksi lipat paha
bilateral.
o
Post operasi: bed rest 3 – 5 hari untuk
imobilisasi luka.
o
Drainase luka pada kedua lipat paha selama 10
hari.
o
Radiasi:
- Sebelum
operasi.
- Sesudah
operasi.
o
Kemoterapi:
- Tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
- Cis
platin, Bleomycin, 5-FU, MTX, MMC.
Ø Prognosis:
o
5 ysr: 20 – 25%.
o
Karsinoma vulva in situ: memberikan hasil
yang lebih baik dengan pendekatan reseksi.
o
Vulva Intraepithelial Neoplasia: 100%
curable.
o
Radical en bloc dissection: 5 ysr: 60 – 70%.
No comments:
Post a Comment