Tuesday, 11 November 2014

SITI MAGHFIRAH ARTIKEL KANKER SERVIKS


NAMA:SITI  MAGHFIRAH ABDUL
ARTIKEL KANKER SERVIKS: (1,2,3)

Ø Definisi:
Kanker serviks adalah kanker primer serviks (Kanalis servikalis dan/atau porsio).

Ø Insidens:
-  Penyebab kematian terbanyak dari seluruh kanker Ginekologi.
-  500.000 kasus ditemukan setiap tahun.
-  ACS: 14.500 kasus baru, 4500 meninggal.
-  Insiden lebih tinggi pada negara berkembang dibandingkan di negara maju.
-  Pada negara maju menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan endometrium.
-  Di Indonesia: urutan teratas dari 10 jenis kanker Ginekologi.
-  > 50% ditemukan pada stadium lanjut.
-  Usia rata-rata adalah 51,4 tahun.
-  Dapat ditemukan lebih dini, bila Pap Smear teratur.
-  Jenis kanker pertama yang berhasil diobati.

Ø Histologi:
-  Ka sel skuamous: 85-95% dari semua jenis Karsinoma Serviks.
-  Adenokarsinoma: ditemukan sekitar 5%.
-  Mixed epithelial Ca.
-  Neuroendocrine Ca.
-  Tumor yang jarang: Melanoma, Koriokarsinoma, Metastasis dari tempat lain.





Ø Faktor Risiko:
-  Erat hubungannya dengan perilaku seksual.
-  Penyakit menular seksual dengan agen penyebab adalah virus HPV.
-  DNA HPV ditemukan pada hampir 90% Karsinoma Serviks.

1.  Utama:
-  Umur: terutama pada usia reproduksi.
-  Ras: wanita kulit putih memiliki resiko lebih tinggi.
-  Status ekonomi rendah.
-  Faktor reproduksi dan sosial:
o  Usia pertama kali berhubungan seksual.
o  Sering berganti pasangan.
o  Multiparitas.
-  Perokok.


2.  Relatif:
-  Pemakaian kontrasepsi yang lama.
-  Defisiensi nutrisi, terutama vitamin C.
-  Infeksi HIV.
-  Penyakit akibat hubungan seksual selain HPV: HSV 2.
Ø  Gambaran Klinik:
-  Stadium dini: tanpa gejala.
-  Awal: keputihan berbau, perdarahan vagina yang abnormal, perdarahan pasca menopause, dan perdarahan pasca koitus.
-  Lanjut: nyeri pelvik, tulang belakang, dan hidronefrosis.
-  Akhir: hematuria, hematochesia, urin dan feses keluar dari vagina.
-  Catatan: Untuk stadium dini: Perdarahan kontak.
               Untuk stadium lanjut: perdarahan yang terus menerus.





Ø  Stadium:
0: Karsinoma in situ, NIS III
I: Proses terbatas pada serviks.
   A: Ka invasif preklinik, diagnosis ditegakkan dengan mikroskop
       A1: Invasif ke stroma 3 mm dan lebar 7 mm.
       A2: Invasif ke stroma antara 3 mm dan 5 mm dan lebar 7mm
   B: Secara klinik lesi jelas terlihat pada serviks
       B1: Diameter lesi < 4 cm.
       B2: Diameter lesi > 4 cm.

II: Proses keluar dari serviks dan menyebar ke vagina atau  parametrium tetapi belum mencapai 1/3 distal vagina dan tidak sampai ke dinding pelvis.
   A: Penyebaran belum mencapai parametrium.
   B: Penyebaran sudah sampai ke parametrium.

III: Penyebaran mencapai 1/3 distal vagina dan dinding pelvis. Terjadi hidronefrosis dan anfungsi ginjal.
   A: Penyebaran ke 1/3 distal vagina, dan dinding pelvis.
   B: Meluas sampai ke dinding pelvis atau terjadi hidronefrosis dan an-fungsi ginjal.

IV: Tumor mencapai mukosa vesika urinaria dan rektum atau meluas ke pelvis.
   A: Penyebaran ke organ sekitar.
   B: Metastasis jauh.









Ø   Diagnosis:
-  Sitologi: Pap Smear.
-  Pemeriksaan Fisis: endofitik, eksofitik,serviks teraba kaku dan membesar.
-  Periksa: inguinal, supraklavikula, dan hepar.
-  Biopsi.
-  Kuret endoserviks.
-  Kolposkopi.
-  Konisasi Diagnostik.
-  Foto toraks, tulang belakang, IVP, barium enema, Limfangiografi, arteriografi, CT-scan, MRI, dan laparoskopi.

Ø Terapi:
-  Pembedahan:
o  Konisasi serviks.
o  Histerektomi abdominal ekstrafasial.
o  Histerektomi radikal + limfadenektomi pelvik bilateral.
o  Eksentrasi pelvik.
-  Radiasi:
o  External beam therapy.
o  Brachytherapi.
-  Kemoterapi: PVB (Cis platinum, Vincristin, Bleomycin).
-  Bahan biologi.
-  Karsinoma in situ: Krioterapi, LEEP, laser, konisasi, radiasi.
-  Stadium I A: Konisasi, histerektomi ekstrafasial, dan radiasi.
-  Stadium I B – II A:  Histerektomi radikal, radiasi.
-  Stadium II B – IV: Radiasi, kemoterapi.








Ø Prognosis:
-  Ditentukan oleh:
o  Umur penderita.
o  Keadaan umum.
o  Stadium.
o  Gambaran histologik sel tumor.
o  Kemampuan ahli dalam pengobatan.
o  Sarana pengobatan yang tersedia.
-  Penderita dengan pengobatan primer mempunyai rekurensi:
o  1 tahun: sekitar 50%.
o  2 tahun: > 80%.
-  Rekurensi > 70% mempunyai pemeriksaan sitologi serviks dan vagina yang abnormal.
-  Angka harapan hidup setelah pengobatan:
o  Karsinoma in situ: 100%.
o  Stadium mikroinvasif: 98%.
o  Karsinoma Invasif:
a.  Stadium I: 75 – 90%.
b.  Stadium II: 40 – 60%.
c.  Stadium III: 20 – 25%.
d.  Stadium IV: 5 – 10%.









v KANKER VULVA: (6,7,8)

Ø Definisi:
Merupakan keganasan pada vulva yang terdiri dari rangkaian tumor yang berasal dari kulit atau appendiks kulit vulva.

Ø  Insidens:
- Ditemukan sekitar 4% dari keganasan pada alat kelamin wanita.
- 90% karsinoma sel skuamosa.
- Sisanya berupa melanoma, adenokarsinoma, karsinoma sel basal, dan sarkoma.
- Paling sering pada wanita post menopause, puncak insidens pada usia 60 – 70 tahun.

Ø  Etiologi:
-  Belum diketahui secara pasti (idiopatik).
-  Ditemukan pada wanita usia tua, dengan adanya lesi distrofi, dan al. Liken sklerosus.
-  Dihubungkan dengan sifilis, granuloma venerum, al. Limfogranuloma venerum, dan granuloma inguinal (Donovanosis).
-  Sekitar 5% kanker vulva ditemukan tes serologis positif.

Ø  Faktor Risiko:
-  Wanita yang sering berganti pasangan seks.
-  Wanita dengan higiene buruk.
-  Penyakit radang kronik pada vulva.
-  Riwayat penyakit kondiloma akuminata.






Ø  Histopatologi:
-  86% karsinoma vulva adalah skuamosa.
-   Tumor soliter, pada labium mayus atau minus.
-  Sekitar 10% terdapat pada klitoris.
-  10% lesi bersifat multifokal.
-  Sebagian besar berdiferensiasi baik.
-  Bentuk lain: melanoma, karsinoma sel basal, karsinoma skuamosa, dan adenokarsinoma.

Ø  Gejala Klinik:
-  Benjolan pada vulva, disertai rasa gatal.
-  Perdarahan vulva, disuria: jarang.
-  Perubahan warna dan konsistensi kulit.
-  Kadang ditemukan meta: massa yang besar pada lipat paha sebagai gejala awal.
-  Lesi: pembesaran, pelebaran, ulserasi, leukoplakia, dan kutil.
-  Sebagain besar pada labia mayora, tapi dapat juga pada labia minora, klitoris, dan perineum.

Ø  Diagnosis:
-  Inspeksi dengan cermat dan biopsi.
-  Gambaran: Iritasi, permukaan ireguler, pigmentasi, ulserasi.
-  Perlu multipel biopsi.
-  Sistoskopi: Untuk mengetahui metastasis ke urethra bagian atas dan mukosa buli-buli.
-  Proktoskopi: Deteksi metastasis ke rektum.
-  CT-scan dan MRI: Identifikasi limfadenopati retroperitoneal dan deteksi matastasis ke struktur tulang pelvis.






Ø  Penatalaksanaan:
a.  Kanker vulva dini:
o  Pembedahan: Konservatif disertai dengan pengobatan.
o  Lesi primer, dengan pertimbangan kondisi vulva dan usia pasien.
o  Llimfonodus pada lipat paha: diseksi diikuti dengan limfadenekomi inguinofemoral.
b.  Tumor T2, T3 dini, nodus NO atau N1
o  Vulvektomi radikal dan limfadenektomi, inguinofemoral   bilateral.
o  Ke urethra atau ke vagina: reseksi parsial.
o  Radiasi pra operasi: 2 pendekatan operasi dasar:
-   The en bloc approach: Insisi kupu-kupu.
-   The separate incision approach.
o  T3 besar atau tumor primer T4.
o  Kalau mengenai anus, rektum, septum rektovaginal, dan urethra proksimal dilakukan Adequate surgical clearance: kombinasi antara eksentrasi pelvis, vulvektomi radikal, diseksi lipat paha bilateral.
o  Post operasi: bed rest 3 – 5 hari untuk imobilisasi luka.
o  Drainase luka pada kedua lipat paha selama 10 hari.
o  Radiasi:
-   Sebelum operasi.
-   Sesudah operasi.
o  Kemoterapi:
-   Tidak memberikan hasil yang memuaskan.
-   Cis platin, Bleomycin, 5-FU, MTX, MMC.
Ø  Prognosis:
o  5 ysr: 20 – 25%.
o  Karsinoma vulva in situ: memberikan hasil yang lebih baik dengan pendekatan reseksi.
o  Vulva Intraepithelial Neoplasia: 100% curable.
o  Radical en bloc dissection: 5 ysr: 60 – 70%.


No comments:

Post a Comment