KARSINOMA VULVA
A. Karsinoma
vulva
1. Epidemiologi
80-85% terdapat pada
wanita pasca menopause., 30% wanita kelompok umur 50-70 tahun, merupakan 3-4%
dari semua keganasan ginekologik.
Karsinoma vulva jarang
ditemukan pada golongan umur < 45 tahun dan jauh lebih jarang lagi pada
wanita hamil (dalam kepustakaan pernah dilaporkan pada wanita hamil berusia 29
tahun).Umumnya ditemukan pada golongan sosial ekonomi rendah dengan hygiene
seksual yang kurang mendapat perhatian, obesitas dan hipertensi (> 50%).Paritas
dan suku/ras tidak mempunyai peran. Iritasi menahun seperti pada limfogranuloma
inguinale, kondiloma akuminata, kondiloma lata, kondisi dsitrophia kulit vulva
seperti pada lichen sclerosus et atrophicus, leukoplakia dan kraurosis diduga
sebagai pemicu timbulnya karsinoma vulva (lesi pra-neoplastik).
2.
Etiologi
Tidak banyak diketahui
mengenai factor etiologi jenis tumor ganas ini, meskipun disebut tentang
lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menopause (40 tahun) dalam riwayat
penyakitnya.
3.
Patologi
Lesi primer berupa
ulkus dengan tepi induratif atau sebagai tumbuhan eksofitik (wart/kutil) dengan
tempat predileksi terutama di labia mayora, labia minora, klitoris, dan
komisura posterior.Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan kedua labia mayora
dapat simetris terkena (kissing). Histologik lebih dari 80 % adalah epidermoid
dengan diferensiasi baik, sedang sisanya yang 10% karsinoma basoelulare,
adenokarsinoma, fibrosarkoma atau miosarkoma, tumo campuran yang merupakan 1-2%
dari semua karsinoma vulva.
4.
Diagnosa dini
Diagnosis akan lebih
mudah dibuat bila ditemukan benjolan, ulkus atau lesi yang berdarah. Nyeri
biasa dikeluhkan bila lesinya terdapat dekat klitoris atau uretra, karena pedih
saat BAK.Superinfeksi dari lesi ganas juga menimbulkan rasa sakit dan lebih
banyak iritasi akibat keputihan yang terus menerus.Perasaan gatal atau terbakar
di vulva harus mendapat perhatian, untukmencari area yang mencurigakan akan
keganasan. Daerah tersebut dapat berupa kutil, benjolan kecil yang berwarna
kemerahan, keputihan, atau berpigmen, agak meninggi atau ulkus datar yang mudah
berdarah dengan tepi induratif.Kalaupun prosesnya sudah agak lanjut, mungkin
ditemukan luka yang dalam yang telah mengalami infeksi dan nekrotik atau tampak
seperti bunga kobis/kol. Pada karsinoma kelenjar bartholini memiliki gejala
seperti pembesaran pada labia mayora, keluarnya pus (nanah), perubahan warna
kulit dan sekitarnya, terasa sangat nyeri karena infeksi serta fungsiolaesa
(mengalami kesulitan berjalan)
5.
Penanganan
a) Pada
tingkat klinik 0 : dikerjakan vulvektomi dengan mengangkat kedua labia mayora,
labia minora, sebagian mons veneis dan hymen.
b) Pada
tingkat klinik I dan II : dilakukan vulvektomi radikal dengan limfadenektomi
bilateral kelenjar inguinal luar dan dalam, dalam satu tahap. Bila kondisi
penderita tidak memungkinkan dalam satu tahap, limfadenektomi inguinal
bilateral dapat ditunda pelaksanaannya 5-7 hari kemudian.
c) Pada
tingkat klinik III dan IV : diberikan sitostatika seperti MMC, 5FU, Bleosin,
Endoxan, Doxorubisin secara sitematik baik sebagai obat tunggal /dalam
kombinasi, intra-tumor, atau perfusi jaringan melalui infuse saluran getah
bening di kaki penderita.
6. Stadium
1. Kriteria
0
Karsinoma in situ,
karsinoma intraepitel seperti pada penyakit Bowen, penyakit Paget yang
noninvasif
2. Kriteria
I
Tumor terbatas pada
vulva dengan diameter terbesar 2 cm / kurang kelenjar di lipat paha tak teraba,
atau teraba tidak membesar dan mudah digerakan (mobil), klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
3. Kriteria
II
Tumor terbatas pada
vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di lipat paha ( inguinal )tidak teraba
bilateral, tidak membesar dan mobil, klinis tidak mencurigakan adanya anak
sebar di situ.
4.
III
Tumor dari setiap
ukuran dengan :
a)
Perluasan ke urethra,
atau vagina, perineum dan anus
b)
Pembesaran kelenjar
lipat pada uni/ bilateral, mobil tapi klinis mencurigakan telah terinfiltrasi
oleh sel tumor.
5.
Kriteria IV
Tumor
dari setiap ukuran yang :
a)
Telah menginfiltrasi
kandung kemih, mukosa rektum, atau ke dua-duanya termasuk bagian proksimal dari
urethra
b)
Telah menyebar ke
tulang atau metastasis jauh. (Prawirohardjo;1999;367)
No comments:
Post a Comment