Monday 10 November 2014

AMANKAH MELAKUKAN DOUCHING?



AMANKAH MELAKUKAN DOUCHING?
By. Mira Nur Azizah

Cuci vagina atau sering disebut douching merupakan  kegiatan membasuh vagina dengan dengan larutan kimiawi tertentu. Douching memiliki lebih banyak efek samping daripada manfaat yang ditawarkan. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan agar wanita sama sekali tidak melakukan douching. Gynekolog David Eschenbach, M.D. dari University of Washington berpendapat, “Douching sama sekali tidak diperlukan.”
Douching bukan hanya “tidak perlu”, namun justru sangat membahayakan. Douching bisa mengganggu keseimbangan flora vagina (organisme normal yang hidup di dalam vagina) dan tingkat keasaman vagina yang sehat. Dalam vagina yang sehat, terdapat bakteri baik dan bakteri jahat. Keseimbangan kedua jenis bakteri ini membantu menjaga tingkat keasaman lingkungan yang ada. Secara terus menerus, vagina menjaga tingkat keasaman lingkungannya dan tidak membutuhkan “bantuan” dari luar. Rekayasa dari luar justru bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri jahat yang berlebihan sehingga bisa memicu terjadinya yeast infection (infeksi yeast) atau bacterial vaginosis (BV—infeksi di vagina). Tidak hanya itu, douche juga bisa menyebarluaskan infeksi vagina yang telah ada ke dalam uterus dan tuba fallopi, atau memancing infeksi baru yang bisa mengarah kepada kondisi seperti pelvic inflammatory disease (PID—Penyakit Radang Paggul).
Jika tidak dilakukan pemeriksaan, PID dapat menyebabkan ketidaksuburan sehingga tidak dapat hamil. Baik BV maupun PID dapat menjurus ke masalah yang lebih serius selama kehamilan, seperti infeksi pada bayi maupun keguguran.
Melakukan douching setelah aktivitas seksual tidak dapat mencegah kehamilan. Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa douching memiliki efek pada kemampuan seorang perempuan untuk hamil.
Dari penelitian terlihat bahwa beberapa perempuan yang sering melakukan douching, yaitu lebih dari sekali dalam seminggu ternyata memiliki tingkat kehamilan yang rendah.

No comments:

Post a Comment