By : Linda Puspita Jati
a.
Anamnesa
Terdiri atas pertanyaan tentang identitas, lama terhambat
menstruasi, tanggal menstruasi terakhir, dan keluhan yang berkaitan dengan
kehamilan. Misalnya, mual-muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, nafsu makan
berkurang atau bertambah. Juga akan ditanyakan riwayat kehamilan sebelumnya
jika itu bukan kehamilan pertamanya.
b. Berat
Badan
berat badan badan dilakukan setiap
kali ibu hamil memeriksakan kandungannya, hal ini dilakukan untuk mengetahui
pertambahan berat badan, serta apakah pertambahan berat badan yang dialami
termasuk normal atau tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik
bagi kondisi ibu maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami
tidak normal, akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin.
c. Tinggi
Badan
Tinggi
badan dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan. Tinggi badan
sangat penting untuk mengetahui ukuran panggul ibu dan untuk mengetahui apakah persalinan
dapat dilakukan secara normal atau tidak. Karena jika diketahui bahwa tinggi
badan ibu dianggap terlalu pendek, dikhawatirkan memiliki panggul yang sempit
dan juga dikhawatirkan proses persalinan tidak dapat dilakukan secara normal,
dan hal ini harus dilakukan secara caesar. Dengan diketahuinya hal ini secara
dini, maka ibu hamil diaharapkan segera menyiapkan diri baik dari segi materi
dan mental untuk menghadapi persalinan dengan caesar.
d. Pemeriksaan Fisik
Selain
pemeriksaan berat badan dan tinggi badan juga dapat diperiksa tanda – tanda kehamilan, adanya penyakit kelamin atau tidak, pemeriksaan
jantung ibu, paru – paru, serta bagaimana payudara
ibu (air susu sudah
keluar atau belum), serta adakah bengkak di kaki
dengan melakukan pemeriksaan fisik dengan menyeluruh.
e. Pemeriksaan TFU
Dilakukan untuk melihat posisi atas
rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin.Pemeriksaan ini
harus dilakukan secara rutin setiap kali dilakukan pemeriksaan dengan dokter
kandungan atau bidan.
f. Pemeriksaan Detak Jantung Janin
Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah janin dalam berada dalam kondisi sehat dan baik.Permeriksaan detak jantung ini biasanya menggunakan Teknik Doopler sehingga ibu hamil dapat mendengarkan detak janin yang dikandungnya.
g.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan
darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu hamil. Yaitu untuk
mengetahui kadar hemoglobin didalam darah.
h.
Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dilakukan untuk memastikan kehamilan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya protein dalam urin, dan juga mengetahui kadar gula dalam darah. Adanya protein dalam urin mengarah pada preeklampsia. Sedangkan kadar gula darah dapat menunjukkan apakah ibu hamil mengalami diabetes melitus atau tidak.
i. Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks) Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil. Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunogloblin G (IgG) dan imunoglobin M (IgM) dalam serum darah ibu hamil. Kedua zat ini termasuk ke dalam sistem kekebalan tubuh. Jika ada zat asing atau kuman yang menginfeksi tubuh, maka tubuh akan memproduksi IgG dan IgM untuk melindungi tubuh. Banyak sedikitnya IgG dan IgM dalam serum darah mengindikasikan ada tidaknya infeksi serta besar kecilnya infeksi.Jika hasil IgG negatif, berarti infeksi terjadi pada masa lalu dan kini sudah tidak aktif lagi. Jika hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan ibu hamil memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat segera ditangani sehingga infeksi tidak semakin buruk. (http://bidanku.com/pemeriksaan-kehamilan)
j.
Temu Wicara
Selain
pemeriksaan, dilakukan pula temu wicara yaitu untuk memberitahu keadaan ibu,
memberi pendidikan kesehatan pada ibu, serta memberitahu kapan ibu kunjungan
ulang.
No comments:
Post a Comment