Sunday 9 November 2014

Penyebab Infertilitas Pada Wanita

Oleh : Siti Malikhah

Penyebab infertilitas pada wanita;
  1. Faktor Vagina :
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
  1. Faktor Uterus (rahim) :
Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel.  ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).
  1. Faktor Cervix (Mulut Rahim) :
Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
  1. Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) :
Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).
  1. Faktor Ovarium (Indung Telur) :
Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi.
  1. Faktor Lain :
Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll. Pemakaian formalin yang dapat juga menyebabkan infertilitas pada wanita dan yang wanita jangan mengalami tiada gairah/keinginan dalam berhubungan.

Penyebab Infertilitas
Berdasarkan catatat WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 40%.
Ini artinya sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
1.      Gangguan pada organ reproduksi
Ada beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada vagina, di antaranya:
2.      Tingkat keasaman tinggi
Bila terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman dalam vagina akan meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan sperma mati sebelum sempat membuahi sel telur. Kadar keasaman vagina juga menyebabkan vagina mengerut sehingga perjalanan sperma di dalam vagina terhambat.
3.      Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakt infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.
4.      Gangguan Ovulasi
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
5.      Kegagalan implantasi
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
6.      Endometriosis
Endometriosis adalah istilah untuk menyebutkan kelainan jaringan endometrium (rahim) yang tumbuh di luar rahim. Jaringan abnormal tersebut biasanya terdapat pada ligamen yang menahan uterus, ovarium, Tuba fallopii, rongga panggul, usus, dan berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan ini mengalami siklus yang menjadi respon terhadap perubahan hormonal sesuai siklus menstruasi perempaun.


Solusi
Karena disebabkan oleh berbagai faktor, maka sangat dianjurkan agar pasangan suami dan istri memeriksakan diri lebih dini, agar diketahui penyebabnya. Tidak semua kasus dapat dibantu dengan pengobatan, beberapa di antaranya (kelainan anatomi dan bentuk) membutuhkan penanganan medis via operasi.
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan kandungan melalui serangkaian tes laboratorium seperti tes darah, kencing serta kadar hormon. Jika dibutuhkan, dokter biasanya menyarankan agar dilakukan pemeriksaan radiologis (USG, HSG), bahkan tindakan operasi (laparaskopi) untuk mencari/mengobati penyebabnya.


No comments:

Post a Comment