Penyebab
infertilitas pada wanita;
- Faktor Vagina :
Vaginismus
(kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
- Faktor Uterus (rahim) :
Myoma
(tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis
(tumbuh sel. ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis,
arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim),
Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).
- Faktor Cervix (Mulut Rahim) :
Polip
(tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas
lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
- Faktor Tuba Fallopi (Saluran
Telur) :
Pembuntuan,
penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan
bawaan).
- Faktor Ovarium (Indung Telur) :
Tumor,
Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe,
Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat
pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus
menstruasi.
- Faktor Lain :
Prolactinoma
(tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid),
dll. Pemakaian formalin yang dapat juga menyebabkan infertilitas pada wanita
dan yang wanita jangan mengalami tiada gairah/keinginan dalam berhubungan.
Penyebab Infertilitas
Berdasarkan
catatat WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya,
adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%,
endometriosis 6%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 40%.
Ini
artinya sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh
gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
1. Gangguan
pada organ reproduksi
Ada
beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada vagina, di antaranya:
2. Tingkat
keasaman tinggi
Bila
terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman dalam vagina akan
meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan sperma mati sebelum sempat membuahi sel
telur. Kadar keasaman vagina juga menyebabkan vagina mengerut sehingga perjalanan
sperma di dalam vagina terhambat.
3. Gangguan
pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam
keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar
perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan
terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam
rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim
terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat.
Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur
bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur,
maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya
disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory
Disease) atau penyakt infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.
4. Gangguan
Ovulasi
Ovulasi
atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan
hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah
satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik
disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen
yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam
darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak
bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan
terganggu.
5. Kegagalan
implantasi
Setelah
sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio,
selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang
memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan
pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan
endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
6. Endometriosis
Endometriosis
adalah istilah untuk menyebutkan kelainan jaringan endometrium (rahim) yang
tumbuh di luar rahim. Jaringan abnormal tersebut biasanya terdapat pada ligamen
yang menahan uterus, ovarium, Tuba fallopii, rongga panggul, usus, dan berbagai
tempat lain. Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan ini mengalami
siklus yang menjadi respon terhadap perubahan hormonal sesuai siklus menstruasi
perempaun.
Solusi
Karena
disebabkan oleh berbagai faktor, maka sangat dianjurkan agar pasangan suami dan
istri memeriksakan diri lebih dini, agar diketahui penyebabnya. Tidak semua
kasus dapat dibantu dengan pengobatan, beberapa di antaranya (kelainan anatomi
dan bentuk) membutuhkan penanganan medis via operasi.
Biasanya
dokter akan melakukan pemeriksaan kandungan melalui serangkaian tes
laboratorium seperti tes darah, kencing serta kadar hormon. Jika dibutuhkan,
dokter biasanya menyarankan agar dilakukan pemeriksaan radiologis (USG, HSG),
bahkan tindakan operasi (laparaskopi) untuk mencari/mengobati penyebabnya.
No comments:
Post a Comment