Oleh: Nuryani
Vasektomi adalah salah satu metode pengendali kelahiran atau KB khusus pria dimana saluran sperma (vas deferens) yang berfungsi membawa sperma dari skrotum ke testis dipotong sehingga tidak ada sperma yang keluar bersama air mani ketika ejakulasi. Dari pengertian vasektomi di atas diketahui bahwa setelah divasektomi, sperma tidak bisa lagi bergerak keluar dari testis sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan. Seorang pria yang memutuskan melakukan vasektomi harus meyakinkan dirinya terlebih dahulu sebab hal ini bersifat permanen.
Vasektomi adalah salah satu metode pengendali kelahiran atau KB khusus pria dimana saluran sperma (vas deferens) yang berfungsi membawa sperma dari skrotum ke testis dipotong sehingga tidak ada sperma yang keluar bersama air mani ketika ejakulasi. Dari pengertian vasektomi di atas diketahui bahwa setelah divasektomi, sperma tidak bisa lagi bergerak keluar dari testis sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan. Seorang pria yang memutuskan melakukan vasektomi harus meyakinkan dirinya terlebih dahulu sebab hal ini bersifat permanen.
Kelebihan
dari kontrasepsi vasektomi:
1.
Vasektomi 100% efektif mencegah
kehamilan
2. Vasektomi
adalah salah satu jenis operasi ringan dengan tingkat risiko terjadi komplikasi
sangat rendah
3. Biaya
melakukan vasektomi lebih murah daripada biaya sterilisasi pada wanita
(tubektomi)
4. Anda
tidak lagi membutuhkan kondom atau istri anda tidak perlu ikut kontrasepsi
setelah anda melakukan vasektomi.
Pada
umumnya tidak ada risiko serius setelah melakukan vasektomi. Air mani pasien
akan diuji pada bulan-bulan pertama setelah operasi untuk memastikan tidak lagi
mengandung sperma. Seperti halnya prosedur bedah lainnya, kemungkinan
terjadi infeksi, bengkak, atau sakit berkepanjangan dapat saja terjadi. Sangat
jarang, vas deferens dapat tumbuh kembali. Jika ini terjadi, sperma dapat
bercampur dengan air mani dan keluar bersama melalui ejakulasi. Hal ini akan
memungkinkan pasien dapat membuat seorang wanita hamil.
MekanismeVasektomi Selama
proses operasi, vas deferens pada masing-masing testis dijepit atau dipotong.
Hal ini untuk mencegah sperma bercampur dengan air mani saat akan ejakulasi.
Meskipun wanita sedang subur, sel telurnya tidak bisa dibuahi jika tidak ada
sperma dalam air mani. Biasanya dibutuhkan waktu berbulan-bulan setelah
vasektomi agar semua sisa sperma terserap tubuh. Sampai saat itu terjadi, anda
masih harus menggunakan alat kontrasepsi lain saat berhubungan intim, sampai
hasil tes semen menunjukkan indikasi jumlah sperma nol dalam air mani.
Setelah
operasi, pasien dilarang berlari atau melompat dan gunakan celana dalam untuk
menyangga skrotum. Pasien juga dilarang berhubungan seks sebab sisa sperma
masih ada dan kemungkinan membuahi masih besar. Satu-satunya risiko terbesar melakukan
vasektomi adalah pasien mengubah pikiran dan ingin memiliki anak lagi. Meskipun
prosesnya bisa dibalikkan tetapi tidak ada jaminan vas deferens akan bekerja
seperti semula lagi. Pembalikan proses vasektomi membutuhkan operasi yang
rumit, lebih mahal dan tidak efektif pada semua orang. Jadi sebelum anda
memutuskan melakukan fasektomi, yakinkan dan pikirkan masak-masak terlebih
dahulu.
Beberapa
kemungkinan terjadi beberapa efek setelah operasi yaitu:
- Perdarahan atau pembekuan darah dalam skrotum
- Darah dalam air mani
- Memar pada skrotum
- Infeksi pasca operasi
- Merasa tidak nyaman
- Pembengkakan
Untuk
mencegah terjadinya pembengkakan, sktorum sebaiknya di kompres dengan air es 24
jam setelah operasi, selain tetap menggunakan celana berpenyangga. Dokter juga
perlu memastikan tidak ada infeksi yang terjadi akibat adanya bakteri yang
masuk. Jika pembengkakan diikuti dengan skrotum menjadi merah meradang berarti
sudah terjadi infeksi. Tidak ada yang berubah dalam urusan seks setelah operasi
vasektomi. Jumlah cairan yang diejakulasikan hanya berkurang sedikit dan sama
sekali tidak mengurangi kenikmatan yang muncul saat orgasme. Cairan air mani
juga sama, baik itu kekentalan maupun aromanya. Yang tidak ada adalah
spermanya.
Setelah
vasektomi, testis akan terus memproduksi sperma tetapi sperma tersebut tidak
dikeluarkan saat ejakulasi, melainkan akan diserap kembali oleh tubuh. Hal ini
sesunguhnya lazim terjadi pada pria-pria yang belum menikah atau tidak
melakukan aktifitas seks, sperma yang mereka hasilkan akan diserap kembali oleh
tubuh.
No comments:
Post a Comment