Sunday 9 November 2014

RISKI AMALIANA -PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI


NAMA : RISKI AMALIANA
DIV KEBIDANAN

PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI
            Diseluruh dunia, satu wanita meninggal setiap menit akibat komplikasi kehamilan. Di Negara Berkembang, kematian maternal memang jarang terjadi, namun diperkirakan sekitar 2/3 pelayanan maternal diberikan dengan layanan substandard dalam arti bahwa sebagian besar kasus kegawatdaruratan obstetrik merupakan kasus yang jarang terjadi sehingga ketrampilan staf junior dalam mengatasi masalah komplikasi kehamilan sangat kurang dan kasus kegawat daruratan tersebut tidak memperoleh penanganan yang baik.
Yang termasuk kegawatdaruratan obstetrik :
Ø  Perdarahan obstetrik
Ø  Eklampsia
Ø  Emboli paru
Ø  Emboli air ketuban
Ø  Prolapsus talipusat
Ø  Retensio plasenta
Ø  Distosia bahu
Ø  Inversio Uteri
Ø  Ruptura Uteri
1.PRINSIP DASAR
Ø  Kegawatdaruratan merupakan bagian dari hak asasi manusia
Ø  Antisipasi dan kesiapsiagaan adalah hal yang amat penting
                                  


2. PENILAIAN AWAL
           
Ø  JALAN NAFAS
Tanda bahaya :
   - Perhatikan sianosis, gagal nafas
   - Periksa kulit : pucatParu : suara nafas, ronchi
Masalah :Anemia berat, gagal jantung, pneumonia, asma

 
Ø  SIRKULASI ( TANDA SYOK/ RENJATAN ) 
Tanda bahaya : Periksa
        - Kulit : dingin dan basah, turgor
                - Nadi : cepat ( > 110 ) dan lemah
                - Tensi : rendah ( sistolik < 90 mmHg )
            Masalah : syok

Ø  PERDARAHAN  PERVAGINA( KEHAMILAN MUDA ATAU LANJUT ATAUSETELAH PERSALINAN ) 
Tanda bahaya :
   Tanyakan : hamil, usia gestasi, post partum,plasenta sudah lahir
 Periksa :
   - Vulva : jumlah darah, sisa plasenta, luka jalanlahir
   - Uterus : atonia
   - Kandung kemih : penuh

Ø  JANGAN PERIKSA DALAM ( Bila kemungkinan plasenta previa )
Masalah : Abortus, Kehamilan ektopik terganggu, molahidatidosa, solusio plasenta, ruptura uteri, plasentaprevia, robekan jalan lahir : servik, vaginaatonia uteri, sisa plasenta, inversio uteri.

                  
3.PENILAIAN KLINIK LENGKAP
   Pemeriksaan klinik lengkap secara sistematis meliputi sebagai berikut :

Ø  Anamnesis : diajukan pertanyaan kepada pasien atau keluarganya beberapa hal berikut dan jawabannya dicatat dalam data medik.
            a.  Masalah/keluahan utama yang menjadi alasan pasien datang ke klinik
            b.  Riwayat penyakit/masalah tersebut
            c.  Tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haid
            d.  Riwayat kehamilan sekarang
            e.  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu termasuk kondisi anaknya
            f.  Riwayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit dalam keluarga
            g.  Riwayat alergi terhadap obat
Ø  Pemariksaan fisik umum :
            a.  pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran penderita
            b.  penilaian tanda vital (TD, nadi, suhu, pernapasan)
            c.  Pemeriksaan tubuh secara sistematis
            d.  pemeriksaan kepala dan leher
            e.  Pemeriksaan dada
            f.  Pemeriksaan perut (tanda abdomen akut, cairan bebas dalam rongga perut)
            g.  Pemeriksaan anggota gerak (edema tungkai bawah dan kaki)
Ø  Pemeriksaan obstetri :
            a.  Pemeriksaan vulva dan perineum
            b.  Pemeriksaan vagina
            c.  Pemeriksaan serviks
            d.  Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya)
            e.  Pemeriksaan adneksa
            f.  Pemeriksaan his (frekuensi, lama, kekuatan, relaksasi, simetri dan dominasi                         fundus)
            g.  Pemeriksaan janin
                 1)  Didalam atau diluar rahim
                 2)  Jumlah janin
                 3)  Letak janin
                 4)  Presentasi janin dan turunnya presentasi seberapa jauh
                 5)  Posisi janin, moulage, dan kaput suksedaneum
                 6)  Bagian kecil janin disamping presentasi (tangan, tali pusat dan lain-lain)
                 7)  Anomali kongenital pada janin
                 8)  taksiran berat janin
                 9)  janin mati atau hidup, gawat janin atau tidak
Ø  Pemeriksaan Panggul
            a.    Penilaian pintu atas panggul
                 1)   Promontorium teraba atau tidak
                 2)   Ukuran konjungata diagonalis dan konjungata vera
                 3)   Penilaian linea innominata
            b.    Penilaian ruang tengah panggul
                 1)   Penilaian tulang sakrum
                 2)   Penilaian dinding samping
                 3)   Penilaian spina askiadika (runcing atau tumpul)
                 4)   Ukuran jarak antar spina iskiadika
            c.    Penilaian pintu bawah panggul
                 1)   Arkus pubis
                 2)   Penilaian tulang koksigis (ke depan atau tidak)
            d.   Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam
            e.    Penilaian panggul patologik
            f.     Penilaian ambang feto-pelvik

4.PRINSIP UMUM PENANGANAN SYOK PERDARAHAN
Ø  Esensial Diagnosis
- Riwayat perdarahan akut atau excessive diuresis
-hipotensi, takikardia,tachipnea,oligouria, peruubahan status
             -Penurunan hematokrit yang tepat
            - Sebagian besar untuk kasus obstetri penyebabnya perdarahan
Ø  Penanganan awal(umum):
            - Mintalah bantuan
            -Pemeriksaan secara cepat keadaan umum dan pastikan jalan nafas bebas
            -Pantau tanda vital (N, T, RR, Temp)
            -Baringkan dalam posisi miring → mencegah aspirasi dan membuka jalan nafas
            -Jaga agar tetap hangat
           
5.Penanganan kasus perdarahan dalam obstetri
Ø  Dalam kehamilan
Penanganannya berupa :
 - Persalinan per vaginam.
 - Persalinan per abdominal.

Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
 1. Plasenta previa marginalis
 2. Plasenta previa letak rendah
 3. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang,
 kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya
 sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin
 pada partus per vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi
 kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.

Indikasi melakukan seksio sesar :
 - Plasenta previa totalis
 - Perdarahan banyak tanpa henti.
 - Presentase abnormal.
 - Panggul sempit.
 - Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang).
 - Gawat janin
Ø  Dalam persalinan
Cara  yang terbaik untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum adalah memimpin kala II dan kala III persalinan secara lega artis. Apabila persalinan diawasi oleh seorang dokter spesialis obstetrik dan ginekologi ada yang menganjurkan untuk memberikan suntikan ergometrin secara IV setelah anak lahir, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah perdarahan yang terjadi.

—Penanganan umum pada perdarahan post partum :10
Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk)
Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman (termasuk upaya pencegahan perdarahan pasca persalinan)
Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pasca persalinan (di ruang persalinan) dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya (di ruang rawat gabung).
Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
Segera lakukan penlilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi
Atasi syok
Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah, lakukam pijatan uterus, berikan uterotonika 10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU dalam 500cc NS/RL dengan 40 tetesan permenit.
Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap, eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir.
Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
Pasang kateter tetap dan lakukan pemantauan input-output cairan
Cari penyebab perdarahan dan lakukan penangan spesifik.
Ø  Dalam masa nifas
Penanganan dilakukan tergantung penyebab dan banyaknya perdarahan. Perdarahan pada 24 jam pertama persalinan umumnya disebabkan oleh robekan/trauma jalan lahir, adanya sisa plasenta ataupun atoni uteri. Apabila penyebabnya adalah atoni uteri, penanganannya disesuaikan dengan derajat keparahannya. Jika perdarahan tidak banyak, dokter akan memberikan uterotonika (obat perangsang kontraksi rahim), mengurut rahim, dan memasang gurita. Bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak, selanjutnya diberikan infus dan tranfusi darah, lalu dokter akan melakukan beberapa teknik (manufer). Dan bila belum tertolong juga maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan dengan dua cara  yaitu mengikat pembuluh darah atau mengangkat rahim (histerektomi).

Perdarahan pada masa nifas umumnya disebabkan oleh infeksi. Jika perdarahan disertai pasca persalinan, maka selain pemberian uterotonika, dokter akan memberikan juga anti biotik

No comments:

Post a Comment