Sunday, 2 November 2014

Lotus Birth (Khusnul Noviatun)



LOTUS BIRTH
Oleh : Khusnul Noviatun

Lotus birth adalah proses melahirkan bayi dengan tetap membiarkan tali pusat terhubung dengan plasenta selama beberapa hari. Jadi tali pusat dan plasenta yang menempel di pusar bayi tidak langsung dipotong usai ibu bersalin namun dibiarkan mengering sendiri dan lalu terputus sendiri biasanya sampai 3 hari. Melahirkan dengan metode lotus birth mulai di lirik ibu-ibu hamil karena dianggap lebih alami dan membuat bayi memiliki kekebalan tubuh lebih tinggi. Namun secara ilmu kedokteran, metode ini masih dianggap kontroversi karena belum terbukti secara ilmiah. Kelahiran Lotus jarang dipraktekkan di rumah sakit, tetapi lebih sering terjadi di pusat-pusat kelahiran dan kelahiran di rumah. Namun di dunia  kedokteran, metode ini masih dianggap kontroversial dan belum ada penelitiannya secara ilmiah. Metode lotus birth dapat menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir. Dengan lotus birth, bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang mengandung oksigen, nutrisi dan antibody.
Metode lotus birth diyakini dapat menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir. Dengan lotus birth, bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang mengandung oksigen, makanan dan antibodi. Plasenta bisa memproduksi antibodi hanya bila masih berada di dalam tubuh ibu. Secara medis metode ini belum terbukti secara ilmiah manfaatnya dan kurang bisa dipertanggungjawabkan. Metode ini belum dapat diterima secara medis dan belum bisa dipraktikkan di rumah sakit. Terlebih belum ada penelitian yang membuktikannya aman untuk ibu dan bayi.
Secara persalinan normal, ketika bayi baru lahir maka tali pusar langsung diklem (dijepit) dan dipotong, sehingga terpisah dari plasenta atau ari-ari. Sedangkan bila melahirkan dengan metode lotus birth, tali pusar tidak akan diklem sehingga masih ada hubungan antara plasenta dan bayi. Plasenta dibiarkan terhubung dengan bayi hingga akhirnya kering dan puput (terlepas) dengan sendirinya dalam 3-4 hari. Kelebihan cairan yang keluar dari plasenta, yang kemudian ditempatkan dalam sebuah mangkuk terbuka atau dibungkus kain permeabel dan disimpan di dekat bayi yang baru lahir. Air dialirkan di sekitar plasenta untuk mengeringkannya, dan untuk menghindari berbau busuk yang terjadi.
Biasanya untuk menghilangkan bau, plasenta yang sudah ditempatkan di dalam baskom atau mangkok besar dibiarkan kering dan diberi garam, bunga atau rempah-rempah yang mengeluarkan wewangian seperti lavender herbal, bubuk, seperti goldenseal atau neem. Pemberian tersebut diharapkan untuk mempercepat pengeringan, untuk menetralkan bau dekomposisi, dan sifat antibakteri. Melahirkan dengan metode ini dipercaya dapat mencegah bayi kekurangan zat besi dan membuat bayi memiliki kekebalan tubuh yang tinggi, karena diklaim darah yang masih mengalir dari plasenta dapat memberikan tambahan oksigen, makanan dan antibodi untuk si bayi.

Referensi:
ü  Buckley MD., Sarah. Gentle Birth, Gentle Mothering, Australia, 2006
ü  Davies, Leap, McDonald. Examination of the Newborn & Neonatal Health: A Multidimensional Approach, Elsevier Health Sciences, 2008.
ü  Lim, Robin. After the Baby’s Birth: A Complete Guide for Postpartum Women, Ten Speed Press, U.S. 2001
ü  Rachana, Shivam. Lotus Birth, Greenwood Press, Australia, 2000
ü  Parvati Baker, Jeannine. Prenatal Yoga & Natural Childbirth, North Atlantic Books, U.S., 2001
ü  World Health Organization (WHO). Care in normal birth: A practical guide, report of a technical working group, Geneva, Switzerland, 1997

No comments:

Post a Comment