LOTUS BIRTH
Oleh : Khusnul Noviatun
Lotus birth adalah proses
melahirkan bayi dengan tetap membiarkan tali pusat terhubung dengan plasenta
selama beberapa hari. Jadi tali pusat dan plasenta yang menempel di pusar bayi
tidak langsung dipotong usai ibu bersalin namun dibiarkan mengering sendiri dan
lalu terputus sendiri biasanya sampai 3 hari. Melahirkan dengan metode lotus
birth mulai di lirik ibu-ibu hamil karena dianggap lebih alami dan membuat bayi
memiliki kekebalan tubuh lebih tinggi. Namun secara ilmu kedokteran, metode ini
masih dianggap kontroversi karena belum terbukti secara ilmiah. Kelahiran Lotus
jarang dipraktekkan di rumah sakit, tetapi lebih sering terjadi di pusat-pusat
kelahiran dan kelahiran di rumah. Namun di dunia kedokteran, metode
ini masih dianggap kontroversial dan belum ada penelitiannya secara ilmiah.
Metode lotus birth dapat menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir.
Dengan lotus birth, bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang
mengandung oksigen, nutrisi dan antibody.
Metode lotus birth diyakini dapat menambah kekebalan tubuh
pada bayi yang baru lahir. Dengan lotus birth, bayi diharapkan mendapatkan
lebih banyak darah yang mengandung oksigen, makanan dan antibodi. Plasenta bisa
memproduksi antibodi hanya bila masih berada di dalam tubuh ibu. Secara medis
metode ini belum terbukti secara ilmiah manfaatnya dan kurang bisa
dipertanggungjawabkan. Metode ini belum dapat diterima secara medis dan belum
bisa dipraktikkan di rumah sakit. Terlebih belum ada penelitian yang membuktikannya
aman untuk ibu dan bayi.
Secara persalinan normal, ketika bayi baru lahir maka tali
pusar langsung diklem (dijepit) dan dipotong, sehingga terpisah dari plasenta
atau ari-ari. Sedangkan bila melahirkan dengan metode lotus birth, tali pusar
tidak akan diklem sehingga masih ada hubungan antara plasenta dan bayi.
Plasenta dibiarkan terhubung dengan bayi hingga akhirnya kering dan puput
(terlepas) dengan sendirinya dalam 3-4 hari. Kelebihan cairan yang keluar
dari plasenta, yang kemudian ditempatkan dalam sebuah mangkuk terbuka atau
dibungkus kain permeabel dan disimpan di dekat bayi yang baru lahir.
Air dialirkan di sekitar plasenta untuk mengeringkannya, dan untuk
menghindari berbau busuk yang terjadi.
Biasanya untuk menghilangkan bau, plasenta yang sudah
ditempatkan di dalam baskom atau mangkok besar dibiarkan kering dan diberi
garam, bunga atau rempah-rempah yang mengeluarkan wewangian seperti lavender
herbal, bubuk, seperti goldenseal atau neem. Pemberian tersebut diharapkan
untuk mempercepat pengeringan, untuk menetralkan bau dekomposisi, dan
sifat antibakteri. Melahirkan dengan metode ini dipercaya dapat mencegah bayi
kekurangan zat besi dan membuat bayi memiliki kekebalan tubuh yang tinggi, karena
diklaim darah yang masih mengalir dari plasenta dapat memberikan tambahan
oksigen, makanan dan antibodi untuk si bayi.
Referensi:
ü Buckley MD., Sarah. Gentle Birth,
Gentle Mothering, Australia, 2006
ü Davies, Leap, McDonald. Examination
of the Newborn & Neonatal Health: A Multidimensional Approach, Elsevier
Health Sciences, 2008.
ü Lim, Robin. After the Baby’s
Birth: A Complete Guide for Postpartum Women, Ten Speed Press, U.S. 2001
ü Rachana, Shivam. Lotus Birth,
Greenwood Press, Australia, 2000
ü Parvati Baker, Jeannine. Prenatal
Yoga & Natural Childbirth, North Atlantic Books, U.S., 2001
ü World Health Organization (WHO). Care
in normal birth: A practical guide, report of a technical working group,
Geneva, Switzerland, 1997
No comments:
Post a Comment