Saturday, 8 November 2014

MIKROBIOLOGI



MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN ( MEDICAL MICKROBIOLOGY )
MELINK DAN ADELBERGS SALEMBA MEDIKA 2001
Oleh : Ni Luh Dina Pariani

Riketsia adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat dan di tularkan kepada manusiia melalui  atropoda kecuali demam Q. Sedikitnya ada 4 riketsia (rickettsia rickettsii, rickettsia conorii, rickettsia tsutsugamushi, rickettsia akari)--- dan mungkin antropoda , yang berperan secara trasovarian dalam anropada, yang berperan sebagao fektor dan reserpoin. Penyakit riketsia secara khas disertai demam, ruam dan vaskulitis. Bakteri-bakteri ini digolongkan berdasarkan gambaran klinik aspek epidemiologi dan sifat-sifat imonologi.
Sifat-sifat Riketsia Meliputi :
1.      Riketsia bersifat pleomorfik, tampak sebagai batang pendek berukuran 600x300 nm ,atau sebagai kokus.
2.      Riketsia murni mengandung RNA dan DNA  dalam rasio 3,1 :1 ,Riketsia memiliki dinding sel yang terdiri dari peptidoblikan yang mengandung asam muramat dan asam diaminopimelat, mirip dengan dinding sel bakteri gram negatif. Bakteri ini membelah seperti bakteri lainnya. Dalam biakan sel, waktu generasinya adalah 8 -10 jam pada suhu 340C.
3.      Riketsia dapat tumbuh pada berbagai bagian sel. Riketsia kelompok tifus biasanya di temukan dalam sitoplasma; Riketsia demam berbercak, dalam inti. Coxilla hanya tumbuh pada vakuola sitoplasma, sejauh ini salah satu riketsia, Rochalimaeaquintana, telah dapat di tumbuhkan pada perbenihan bebas sel. Di perkirakan riketsia tumbuh paling baek bila metabolisme sel inang rendah. Jadi pertumbuhannya meningkat bila suhu embrio ayam yang terinfeksi di turunkan sampai 32o C. Bila embrio di pertahankan pada suhu 400 C, pertumbuhan riketsia rendah. Keadaan yang mempengaruhi metabolisme inang dapat mengubah kepekaan inang terhadap infeksi riketsia.
4.      Pertumbuhan riketsia meningkat bila ada sulfonamide, dan penyakit riketsia akan lebih parah dengan adanya obat tersebut. Transkilin atau kloramfenikol menghambat pertumbuhan riketsia dan dapat di pakai secara efektif untuk pengobatan. Pada umumnya, riketsia cepat rusak oleh panas, pengeringan, dan zat kimia bakterisidal. Walaupun riketsia biasanya mati bila di simpan pada suhu kamar, feses kering kutu yang terinfeksi dapat tetap infektif selama beberapa bulan pada suhu kamar. Organisme demam Q merupakan riketsia yang paling resisten terhadap pengeringan.

ANTIGEN DAN ANTIBODI RIKETSIA
Antibodi imunofluoresensi langsung dapat digunakan untuk menditeksi reketsia pada irisan jaringan.bukti serologic infeksi riketsia terjadi tidak lebih dari minggu kedua penyakit untuk setiap penyakit riketsia.tes serologic hanya berguna untuk memastikan diagnotis yang berdasarkan pada gambaran klinik,misalnya demam,sakit kepala,ruam,dan informasi epidemiologic misalnya gigitan sengkenit.Pengobatan untuk penyakit yang berpotensi menjadi berat  seperti demam rocky Mountain bercak dan tifus,sebaiknya diberikan sebelum terjadi serokonversi.
A.Tes Imunofloresensi Tidak Langsung Dengan Antigen Riketsia:Tea ini relative sensitive,memerlukan sedikit antigen,dan dapat digunakan untuk mendeteksi IgM dan IgM.
B.Ikatan Komplemen Antigen Riketsia:pengenalan antibody ikatan komplemen sering digunakan untuk mendiagnosis demam Q.
C.Aglutinasi Riketsia:riketsia diaglutinasi oleh antibody spesipik .Reaksi ini secara diagnostic dapat bermanfaat bila tersedia suspensi riketsia yang pekat untuk tes mikroaglutinasi.
D.Hemaglutinasi Tidak Langsung dan Tes Aglutinasi Lateks:bahan yang diperoleh melalui ektraksi riketsia alkali dari tifus atau kelompok demam berbecak digunakan untuk mensensitisasi eritrosit atau partikel lateks,yang kemudian dapat diaglutinasi oleh antibody.
E.EIA:Tes imunoasai enzim atau dalam bentuk ELISA,merupakan tes yang paling sensitive untuk mendiagnosis penyakit riketsia,terutama untuk mendeteksi IgM pada awal penyakit.

PATOLOGI
Riketsia berbiak dalam sel endotel pembuluh darah kecil yang menyebabkan vaskulitis.Sel-sel menjadi bengkak dan nekrotik;timbul trombosit pembuluh darah,yang cenderung pecah dan mengalami nekrosis.
IMUNITAS
Pada biakan sel makrofag,riketsia difagositosis dan bereplikasi didalam sel walaupun terdapat antibody.Penambahan limposit hewan yang kebal dapat menghentikan perkembangbiakan in vitro ini.

PENGOBATAN
Tetrasiklin dan kloramfenikol merupakan obat yang efektip bila diberikan secara dini.Tetrasiklin atau kloramfenikol,yang diberikan melalui mulut setiap hari,dilanjutkan selama 3-4 hari setelah suhu normal.Sulfonamida dapat memperberat penyakit dan merupakan kontrainfikasi.
EPIDEMIOLOGI
Berbagai atropoda khususnya sengkenit dan tungau ,mengandung organisme mirip riketsia didalam sel-sel yang menbatasi saluran pencernaan.Siklus hidup pelpagai riketsia bervariasi:
1.      Rickettsia prowazekii
2.       Rickettsia typi
3.      R tsutsugamushi
4.      R rickettsii
5.      R akari
6.      C burnetti

EHRLICHIOSIS
            Ehrlichia adalah bakteri obligat intraseluler yang secara taksonomik dikelompokan dengan riketsia, Ehrlichia chaffeensis menyebabkan ehrlichiosis manusia, terutama di amerika serikat bagian tenggara; Ehrlichia sennetsu menyebabkan penyakit yang mirip di jepang dan mungkin di Malaysia.

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI PARASITOLOGI UNTUK PERAWAT SYAMSUDIN ADAM,EGC 1992

Riketsia merupakan  lebih kecil dari bakteri namun lebih besar dari virus. Dalam buku ini belum diketahi riketsia termasuk golongan tumbuhan atau hewan. Penyakit yang ditimbulkan diantaranya :
1.      Vlek typhys
2.      Brill disease
3.      Rocky mountain spoted fever
4.      Tropical typhos
5.      Tabardile
RIKETSIA DALAM BUKU AJAR MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN ED.REVISI STAF FKUI.BINAPURA A.1994
Riketsia disebabkan oleh  bakteri yang sangt kecil, selalu terdapat di dalam sel atau intraseluler, mengandung asam nukleat RNA dan DNA dimana bakteri ini berkembangbiak dengan pembelahan biner. Bakteri ini berbentuk batang ( pleumorfik/ Coccoid ) bersifat gram negatif dimana jika dilihat di mikroskop electron berwarna merah. Bakteri ini merupakan parasitt intraselulair obligat. Adapun data-tanda yang ditimbulkan pada pendirita riketsia yaitu :
1.      Demam
2.      Kelainan pada kulit

Riketsia jenis ini di tularkan melalui gigitan serangga pada kulit kecuali lewat udara, dapat juga ditularka melalui infeksi pada manusia hanya insidentil, kecuali pada tifus endemic ( faktor kutu manusia ). Riketsia jenis ini yang masih hidup dapat membuat toksin serupa dengan endoksin pada bakteri dimana dapat menyebabkan kematian. Jika suspense kuman tlah dicampur dengan antibody antikoksin maka makhluk tersebut tidak akan mati karena toksin dinetralisir.
 GAMBARAN PATOLOGIS
Riketsia berkembangbiak didalam sel atau pembuluh darah kecildimana cirri-cirinya sel membengkak dan neokrosis, trombosit dalam pembuluh darah yang dapat mengakibatkan ruktur dan nekrosis di kulit. Dalam jaringan otak dapat ditemukan penumpukan limfosit, leukosit polimorphonuclear. Keainan dapat dilihat dalam pembuluh darah kecil jantung.
IMUNITAS
Infeksi riketsia pada manusia diikuti dengan timbulnya kekebalan yang tidak lengkap terhadap reinfeksi yang berasal dari luar.
BEBERAPA PENYAKIT YANG DITIMBULKAN :
1.      Tipus epedimik,ditularkan oleh kutu manusia bersarang dalam lipatan pakaian, beberapa kali keluar untuk mengisap darah dari kulit ospes. Gejalanya berupa demam dalam waktu 2 minggu.
2.       Tipus Endemik, ditularkan dari tikus ketikus, dri tikus ke manusia.
3.      Golongan Spotted fever,ditularka oleh sengkenit, kuman tersebar di seluruh organ termasuk ovarium dan kelenjar ludah. Terjadi kelainan pada kulit menybar dari ektremitas ke tlapak kaki dn tangan.
4.      Demam querry disebabkan oleh Caxiella burnetti, tahan hidup duliar sel hospes, penularan pada manusua lewat inhalasi, partikel infeksius. Gejala penyakit ini adalahh pneumonitis tanpa kelainan kulit.
5.      Demam Parit, disebabkan oleh Rochalimaea Quintana, tidak dapak dibiakan dalam binatang. Ditularkan juga oleh kutu manusia lewat tinja. Penderita ini mengalami demam menggigil mendadak hilang dengan siklus 3-5 hari sakit kepala, nyeri tulang pada tulang kering.
PENGOBATAN
1.      Tetrasiklin dan khlorampenicol
2.      Sulfonamid kontra indikasi
PENCEGAHAN
Dapat dilakukan dengan memutus rantai infeksi imunitas dengan pemberian antibody.
1.      Membasmi kutu dengan insektisid
2.      Membasmi tikus dengan racun
3.      Kebersihan lingkungan
4.      Faksinasi aktif
5.      Chloramthanicol/ tetracycline
Plaque: RESUME TIGA BUKU MIKROBIOLOGI TETANG RIKETSIA
 
Oleh :
1. I Dw Ayu Agung Sri Juliantari  (05)
2. Ni Wayan Ari Purnami (16)
3. Ni Made Ari Suseni  (17)
4. Ni Luh Putu Asri Windasari (26)
5. Komang Ayu Tria Kusumadewi  (40)
6. Made Ayu Wiantasari (41)
7. Beatriks B. Payong (44)
8. Ni Wayan Chox Putri Oktaviani  (52)
9. Ni Ketut Darmini (53)
10. Ni Made Devi Gayatri (56)
11. Ni Putu Dianti Pramana Sari  (67)
12. Ni Luh Dina Pariani (70)

KELAS : A
TINGKAT / SEMESTER : I / I
STIKES BALI 2011/2012



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI


 








No comments:

Post a Comment