MIKROBIOLOGI
KEDOKTERAN ( MEDICAL MICKROBIOLOGY )
MELINK
DAN ADELBERGS SALEMBA MEDIKA 2001
Oleh
: Ni Luh Dina Pariani
Riketsia adalah bakteri
kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat dan di tularkan kepada
manusiia melalui atropoda kecuali demam
Q. Sedikitnya ada 4 riketsia (rickettsia rickettsii, rickettsia conorii, rickettsia
tsutsugamushi, rickettsia akari)--- dan mungkin antropoda , yang berperan
secara trasovarian dalam anropada, yang berperan sebagao fektor dan reserpoin.
Penyakit riketsia secara khas disertai demam, ruam dan vaskulitis.
Bakteri-bakteri ini digolongkan berdasarkan gambaran klinik aspek epidemiologi
dan sifat-sifat imonologi.
Sifat-sifat Riketsia Meliputi :
1. Riketsia
bersifat pleomorfik, tampak sebagai batang pendek berukuran 600x300 nm ,atau
sebagai kokus.
2. Riketsia
murni mengandung RNA dan DNA dalam rasio
3,1 :1 ,Riketsia memiliki dinding sel yang terdiri dari peptidoblikan yang
mengandung asam muramat dan asam diaminopimelat, mirip dengan dinding sel
bakteri gram negatif. Bakteri ini membelah seperti bakteri lainnya. Dalam
biakan sel, waktu generasinya adalah 8 -10 jam pada suhu 340C.
3. Riketsia
dapat tumbuh pada berbagai bagian sel. Riketsia kelompok tifus biasanya di
temukan dalam sitoplasma; Riketsia demam berbercak, dalam inti. Coxilla hanya
tumbuh pada vakuola sitoplasma, sejauh ini salah satu riketsia,
Rochalimaeaquintana, telah dapat di tumbuhkan pada perbenihan bebas sel. Di
perkirakan riketsia tumbuh paling baek bila metabolisme sel inang rendah. Jadi
pertumbuhannya meningkat bila suhu embrio ayam yang terinfeksi di turunkan
sampai 32o C. Bila embrio di pertahankan pada suhu 400 C,
pertumbuhan riketsia rendah. Keadaan yang mempengaruhi metabolisme inang dapat
mengubah kepekaan inang terhadap infeksi riketsia.
4. Pertumbuhan
riketsia meningkat bila ada sulfonamide, dan penyakit riketsia akan lebih parah
dengan adanya obat tersebut. Transkilin atau kloramfenikol menghambat
pertumbuhan riketsia dan dapat di pakai secara efektif untuk pengobatan. Pada
umumnya, riketsia cepat rusak oleh panas, pengeringan, dan zat kimia
bakterisidal. Walaupun riketsia biasanya mati bila di simpan pada suhu kamar,
feses kering kutu yang terinfeksi dapat tetap infektif selama beberapa bulan
pada suhu kamar. Organisme demam Q merupakan riketsia yang paling resisten
terhadap pengeringan.
ANTIGEN
DAN ANTIBODI RIKETSIA
Antibodi
imunofluoresensi langsung dapat digunakan untuk menditeksi reketsia pada irisan
jaringan.bukti serologic infeksi riketsia terjadi tidak lebih dari minggu kedua
penyakit untuk setiap penyakit riketsia.tes serologic hanya berguna untuk
memastikan diagnotis yang berdasarkan pada gambaran klinik,misalnya demam,sakit
kepala,ruam,dan informasi epidemiologic misalnya gigitan sengkenit.Pengobatan
untuk penyakit yang berpotensi menjadi berat
seperti demam rocky Mountain bercak dan tifus,sebaiknya diberikan
sebelum terjadi serokonversi.
A.Tes Imunofloresensi Tidak Langsung Dengan Antigen
Riketsia:Tea ini relative sensitive,memerlukan sedikit antigen,dan dapat
digunakan untuk mendeteksi IgM dan IgM.
B.Ikatan Komplemen Antigen Riketsia:pengenalan
antibody ikatan komplemen sering digunakan untuk mendiagnosis demam Q.
C.Aglutinasi Riketsia:riketsia diaglutinasi oleh
antibody spesipik .Reaksi ini secara diagnostic dapat bermanfaat bila tersedia
suspensi riketsia yang pekat untuk tes mikroaglutinasi.
D.Hemaglutinasi Tidak Langsung dan Tes Aglutinasi
Lateks:bahan yang diperoleh melalui ektraksi riketsia alkali dari tifus atau
kelompok demam berbecak digunakan untuk mensensitisasi eritrosit atau partikel
lateks,yang kemudian dapat diaglutinasi oleh antibody.
E.EIA:Tes imunoasai enzim atau dalam bentuk ELISA,merupakan
tes yang paling sensitive untuk mendiagnosis penyakit riketsia,terutama untuk
mendeteksi IgM pada awal penyakit.
PATOLOGI
Riketsia berbiak dalam
sel endotel pembuluh darah kecil yang menyebabkan vaskulitis.Sel-sel menjadi
bengkak dan nekrotik;timbul trombosit pembuluh darah,yang cenderung pecah dan
mengalami nekrosis.
IMUNITAS
Pada biakan sel
makrofag,riketsia difagositosis dan bereplikasi didalam sel walaupun terdapat
antibody.Penambahan limposit hewan yang kebal dapat menghentikan
perkembangbiakan in vitro ini.
PENGOBATAN
Tetrasiklin dan
kloramfenikol merupakan obat yang efektip bila diberikan secara
dini.Tetrasiklin atau kloramfenikol,yang diberikan melalui mulut setiap
hari,dilanjutkan selama 3-4 hari setelah suhu normal.Sulfonamida dapat
memperberat penyakit dan merupakan kontrainfikasi.
EPIDEMIOLOGI
Berbagai atropoda
khususnya sengkenit dan tungau ,mengandung organisme mirip riketsia didalam
sel-sel yang menbatasi saluran pencernaan.Siklus hidup pelpagai riketsia
bervariasi:
1. Rickettsia
prowazekii
2. Rickettsia typi
3. R
tsutsugamushi
4. R
rickettsii
5. R
akari
6. C
burnetti
EHRLICHIOSIS
Ehrlichia
adalah bakteri obligat intraseluler yang secara taksonomik dikelompokan dengan
riketsia, Ehrlichia chaffeensis menyebabkan ehrlichiosis manusia, terutama di
amerika serikat bagian tenggara; Ehrlichia sennetsu menyebabkan penyakit yang
mirip di jepang dan mungkin di Malaysia.
DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI
PARASITOLOGI UNTUK PERAWAT SYAMSUDIN ADAM,EGC 1992
Riketsia merupakan lebih kecil dari bakteri namun lebih besar
dari virus. Dalam buku ini belum diketahi riketsia termasuk golongan tumbuhan
atau hewan. Penyakit yang ditimbulkan diantaranya :
1. Vlek
typhys
2. Brill
disease
3. Rocky
mountain spoted fever
4. Tropical
typhos
5. Tabardile
RIKETSIA
DALAM BUKU AJAR MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN ED.REVISI STAF FKUI.BINAPURA A.1994
Riketsia disebabkan
oleh bakteri yang sangt kecil, selalu
terdapat di dalam sel atau intraseluler, mengandung asam nukleat RNA dan DNA
dimana bakteri ini berkembangbiak dengan pembelahan biner. Bakteri ini
berbentuk batang ( pleumorfik/ Coccoid ) bersifat gram negatif dimana jika
dilihat di mikroskop electron berwarna merah. Bakteri ini merupakan parasitt
intraselulair obligat. Adapun data-tanda yang ditimbulkan pada pendirita
riketsia yaitu :
1. Demam
2. Kelainan
pada kulit
Riketsia
jenis ini di tularkan melalui gigitan serangga pada kulit kecuali lewat udara,
dapat juga ditularka melalui infeksi pada manusia hanya insidentil, kecuali
pada tifus endemic ( faktor kutu manusia ). Riketsia jenis ini yang masih hidup
dapat membuat toksin serupa dengan endoksin pada bakteri dimana dapat
menyebabkan kematian. Jika suspense kuman tlah dicampur dengan antibody
antikoksin maka makhluk tersebut tidak akan mati karena toksin dinetralisir.
GAMBARAN
PATOLOGIS
Riketsia berkembangbiak didalam sel
atau pembuluh darah kecildimana cirri-cirinya sel membengkak dan neokrosis,
trombosit dalam pembuluh darah yang dapat mengakibatkan ruktur dan nekrosis di
kulit. Dalam jaringan otak dapat ditemukan penumpukan limfosit, leukosit
polimorphonuclear. Keainan dapat dilihat dalam pembuluh darah kecil jantung.
IMUNITAS
Infeksi riketsia pada manusia
diikuti dengan timbulnya kekebalan yang tidak lengkap terhadap reinfeksi yang
berasal dari luar.
BEBERAPA PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
:
1. Tipus
epedimik,ditularkan oleh kutu manusia bersarang dalam lipatan pakaian, beberapa
kali keluar untuk mengisap darah dari kulit ospes. Gejalanya berupa demam dalam
waktu 2 minggu.
2. Tipus Endemik, ditularkan dari tikus ketikus,
dri tikus ke manusia.
3. Golongan
Spotted fever,ditularka oleh sengkenit, kuman tersebar di seluruh organ
termasuk ovarium dan kelenjar ludah. Terjadi kelainan pada kulit menybar dari
ektremitas ke tlapak kaki dn tangan.
4. Demam
querry disebabkan oleh Caxiella burnetti, tahan hidup duliar sel hospes,
penularan pada manusua lewat inhalasi, partikel infeksius. Gejala penyakit ini
adalahh pneumonitis tanpa kelainan kulit.
5. Demam
Parit, disebabkan oleh Rochalimaea Quintana, tidak dapak dibiakan dalam binatang.
Ditularkan juga oleh kutu manusia lewat tinja. Penderita ini mengalami demam
menggigil mendadak hilang dengan siklus 3-5 hari sakit kepala, nyeri tulang
pada tulang kering.
PENGOBATAN
1. Tetrasiklin
dan khlorampenicol
2. Sulfonamid
kontra indikasi
PENCEGAHAN
Dapat dilakukan dengan
memutus rantai infeksi imunitas dengan pemberian antibody.
1. Membasmi
kutu dengan insektisid
2. Membasmi
tikus dengan racun
3. Kebersihan
lingkungan
4. Faksinasi
aktif
5. Chloramthanicol/
tetracycline
No comments:
Post a Comment