Sejalan
dengan perkembangan teknologi, banyak ditemukan berbagai jenis metode untuk
mencegah kehamilan. Ada yang berupa suntik, IUD, implant, pil
KB, kondom, vasektomi pada pria serta tubektomi (MOW) pada wanita.
Tubektomi
(MOW) adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)
seorang perempuan dengan menyumbat atau memotong kedua saluran telur (tuba
falopii). Mekanismenya yaitu dengan menutup/oklusi tuba falopii dengan mengikat
dan memotong/memasang cincin sehingga spermatozoa tidak dapat bertemu dengan
ovum.
Keuntungan
dari MOW antara lain:
a.
Sangat
efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama setahun pertama penggunaan)
b.
Tidak
mempengaruhi proses menyusui
c.
Tidak
mempengaruhi senggama
d.
Tidak
ada efek smping dalam jangka panjang
e.
Baik
bagi klien apabila terjadi kehamilan akan menimbulkan resiko yang serius
Keterbatasan
dari MOW antara lain:
a.
Harus
dipertimbangkan lagi sifat permanen metode kontrasepsi ini karena tidak dapat
dipulihkan kembali
b.
Klien
dapat menyesal dikemudian hari
c.
Rasa
sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
d.
Harus
dilakukan oleh dokter yang terlatih
e.
Tidak
terlindung dari IMS dan HIV/AIDS
Yang
dapat menggunakan kontrasepsi MOW merupakan ibu yang berusia >26 tahun,
sudah memiliki >2 anak, yakin telah memiliki anggota keluarga yang sesuai
dengan keinginan, paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini. Yang
tidak bisa menggunakan kontrasepsi MOW adalah ibu yang sedang hamil maupun
diduga hamil, perdarahan vaginam yang belum diketahui penyebabnya, menderita
infeksi sistemik atau pelvic yang akut dan kurang yakin mengenai keinginan
untuk fertilitas di masa depan.
Pada
kontrasepsi MOW pembedahan dapat dilakukan setiap waktu selama siklus haid
apabila diyakini klien tidak sedang hamil, hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus
haid, pascapersalinan dan pascakeguguran. Dalam kontrasepsi MOW
juga terdapat beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain terjadinya
infeksi pada luka sayatan, demam pasca dilakukan operasi, rasa sakit pada
lokasi pembedahan, perdarahan superfisial, hematoma (subkutan) luka kandung
kemih (jarang terjadi).
No comments:
Post a Comment