Thursday, 25 September 2014

ABSES PAYUDARA


Nama   : Mira Nur Azizah
Prodi    : D4 Kebidanan
ABSES PAYUDARA
Abses  payudara adalah suatu keadaan medis yang  ditandai dengan adanya penumpukan nanah dibawah kulit payudara akibat dari infeksi bakteri. Abses payudara berbeda dengan mastitis, mastitis merupakan keadaan medis dimana terjadi pembengkakan dan kemerahan pada payudara. Abses payudara ini terjadi bila mastitis tidak tertangani dengan baik sehingga terjadi perluasan infeksi.
Bakteri yang sering menimbulkan abses payudara adalah bakteri staphyloccus aureus. Selain dari infeksi bakteri abses payudara juga dapat disebabkan karena peradangan pada saluran air susu yang menyusui dimana asi tidak dikeluarkan sepenuhnya waktu menyusui bayinya.
Pada kebanyakan kasus, penderita abses payudara ini dapat menderita demam. Keadaan seperti ini pada umumnya terjadi pada perempuab yang berusia antara rentan 18 tahun sampai dengan 50 tahun akan tetapi jarang terjadi pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa wanita yang menyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita abses payudara. Ketika air susu ibu tidak dapat dikeluarkan sepenuhnya sewaktu menyusui, maka sisa air susu Ibu tersebut terperangkap di dalam salurannya dan menyebabkan terjadinya peradangan. Kondisi seperti ini dikenal sebagai mastitis. Peradangan akan meningkatkan resiko infeksi bakteri selanjutnya pada saluran tersebut. Infeksi bakteri dapat terjadi melalui kulit puting payudara yang pecah. Ketika bakteri memasuki jaringan payudara, sistem kekebalan tubuh akan berusaha untuk melawan bakteri tersebut dengan mengirim sel-sel darah putih ke tempat terjadinya infeksi. Pada proses pembunuhan bakteri ini, beberapa jaringan dapat mengalami kerusakan, membentuk suatu kantung kecil yang akan diisi oleh nanah (campuran dari jaringan mati, bakteri dan sel-sel darah putih), membentuk abses payudara. Komplikasi yang dapat terjadi karena abses payudara antara lain adalah Mengalami kesulitan dalam pemberian ASI, Pembentukan jaringan parut pada jaringan payudara dan Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk sepsis.
Abses payudara ini dapat dicegah, caranya antara lain melakukan pijat payudara untuk meningkatkan aliran susu, pastikan bayi menghisap puting dengan benar saat menyusu dan pastikan bahwa susu di payudara benar-benar habis setelah menyusui. Selain itu kebersihan payudara harus dijaga karena pada saat bayi mengisap puting, dapat terjadi lecet yang memudahkan kuman-kuman menembus kulit dan menyebabkan infeksi dan perhatikan posisi menyusui yang benar.
Penanganan untuk abses payudara antara lain dapat diberikan pareasetanol 500 mg tiap 4 jam, sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena untuk meringankan pembengkakan.

No comments:

Post a Comment