Thursday, 25 September 2014

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU



Oleh: Nova Avianti Rahayu

Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium kavum uteri (mansjoer, 2001)
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan ada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi factor resiko yang diperkirakan penyebabnya adalah infeksi saluran telur yang dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur, riwayat operasi tuba, kehamilan ektopik sebelumnya, abortus buatan, kelainan zigot, bekas radang pada tuba yang menyebabkan perubahan-erubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu.
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya.
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan antara lain dengan dilakukannya pemeriksaan fisik yang didapatkan rahim membesar dan adanya tumor di daerah adneksa. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu pada pengobatan konservatif yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung 4-6 minggu, terjadi perdarahan ulang, infeksi ataupun pecahnya tuba falopii.
Penanganan kehamilan ektopik umumnya adalah laparatomi. Pada laparatomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagiandari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita harus terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. (Sujiyatini, 2009)

No comments:

Post a Comment