Oleh: Nova Avianti Rahayu
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar
endometrium kavum uteri (mansjoer, 2001)
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan ada perjalanan sel telur dari
indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi factor resiko
yang diperkirakan penyebabnya adalah infeksi saluran telur yang dapat
menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur, riwayat operasi tuba,
kehamilan ektopik sebelumnya, abortus buatan, kelainan zigot, bekas radang pada
tuba yang menyebabkan perubahan-erubahan pada endosalping, sehingga walaupun
fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang
telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan
embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari
vaskularisasi tuba itu.
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari
perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya
gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya.
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan
antara lain dengan dilakukannya pemeriksaan fisik yang didapatkan rahim
membesar dan adanya tumor di daerah adneksa. Adanya tanda-tanda syok
hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda
abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas
dinding abdomen.
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu pada pengobatan konservatif yaitu bila
kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung 4-6 minggu, terjadi
perdarahan ulang, infeksi ataupun pecahnya tuba falopii.
Penanganan kehamilan ektopik umumnya adalah laparatomi. Pada laparatomi
perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagiandari adneksa yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita harus terus diperbaiki dan
darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. (Sujiyatini, 2009)
No comments:
Post a Comment