Monday, 29 September 2014

NUTRISI IBU HAMIL




Oleh: Awaliya Ulfa Ayu Dhita (awaliyaulfa93@gmail.com)
Gizi atau nutrisi saat kehamilan merupakan zat makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi yang seimbang, jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Berdasarkan dengan usia kehamilan yang

Tubektomi (MOW)

Oleh: NURYANI




Sejalan dengan perkembangan teknologi, banyak ditemukan berbagai jenis metode untuk mencegah kehamilan. Ada yang berupa suntik, IUD, implant, pil KB, kondom, vasektomi pada pria serta tubektomi (MOW) pada wanita. 
Tubektomi (MOW) adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan dengan menyumbat atau memotong kedua saluran telur (tuba falopii). Mekanismenya yaitu dengan menutup/oklusi tuba falopii dengan mengikat dan memotong/memasang cincin sehingga spermatozoa tidak dapat bertemu dengan ovum.
Keuntungan dari MOW antara lain:
a.       Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama setahun pertama penggunaan)
b.      Tidak mempengaruhi proses menyusui
c.       Tidak mempengaruhi senggama
d.      Tidak ada efek smping dalam jangka panjang
e.       Baik bagi klien apabila terjadi kehamilan akan menimbulkan resiko yang serius
Keterbatasan dari MOW antara lain:
a.       Harus dipertimbangkan lagi sifat permanen metode kontrasepsi ini karena tidak dapat dipulihkan kembali
b.      Klien dapat menyesal dikemudian hari
c.       Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
d.      Harus dilakukan oleh dokter yang terlatih
e.       Tidak terlindung dari IMS dan HIV/AIDS
Yang dapat menggunakan kontrasepsi MOW merupakan ibu yang berusia >26 tahun, sudah memiliki >2 anak, yakin telah memiliki anggota keluarga yang sesuai dengan keinginan, paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini. Yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi MOW adalah ibu yang sedang hamil maupun diduga hamil, perdarahan vaginam yang belum diketahui penyebabnya, menderita infeksi sistemik atau pelvic yang akut dan kurang yakin mengenai keinginan untuk fertilitas di masa depan.
Pada kontrasepsi MOW pembedahan dapat dilakukan setiap waktu selama siklus haid apabila diyakini klien tidak sedang hamil, hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus haid, pascapersalinan dan pascakeguguran. Dalam kontrasepsi MOW juga terdapat beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain terjadinya infeksi pada luka sayatan, demam pasca dilakukan operasi, rasa sakit pada lokasi pembedahan, perdarahan superfisial, hematoma (subkutan) luka kandung kemih (jarang terjadi).

Rupture Uteri Pada Kehamilan

Oleh: Al Afifka Feviansyah





Penyebab kematian janin dalam rahim paling tinggi yang berasal dari faktor ibu adalah penyulit kehamilan seperti ruptur uteri dan diabetes mellitus. Ruptur uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium. Ruptur uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadang-kadang juga pada kehamilan tua. Robekan pada uterus dapat ditemukan untuk sebagian besar pada bagian bawah uterus. Pada robekan ini kadang-kadang vagina atas ikut serta pula.
Apabila robekan tidak terjadi pada uterus melainkan pada vagina bagian atas hal itu dinamakan kolpaporeksis. Apabila pada ruptur uteri peritoneum pada permukaan uterus ikut robek, hal itu dinamakan ruptur uteri kompleta, jika tidak ruptur uteri inkompleta. Pinggir ruptur biasanya tidak rata, letaknya pada uterus melintang atau membujur atau miring dan bisa agak ke kiri atau ke kanan. Ada kemungkinan pula terdapat robekan dinding kandung kencing.
Penyebab dari ruptur uteri adalah disproporsi janin, dan panggul, persalinan macet atau traumatic. Apabila dalam persalinan lama mengeluh nyeri hebat pada perut bawah, diikuti dengan syokdan perdarahan di vagina, maka robekan tersebut akan mencapai kandung kemih dan organ vital di sekitarnya. Risiko infeksi dan angka kematian bayi sangat tinggi.
Faktor predisposisi lainnya yang sering ditemukan pada ruptur uteri adalah riwayat operasi atau manipulasi yang mengakibatkan trauma seperti kuretase atau perforasi. Stimulasi uterus secara berlebihan atau kurang tepat dengan oksitosin, yaitu suatu penyebab yang sebelumnya lazim ditemukan, tampak semakin berkurang. Umumnya, uterus yang sebelumnya tidak pernah mengalami trauma dan persalinan berlangsung spontan, tidak akan terus berkontraksi dengan kuat sehingga merusak dirinya sendiri.
Penanganan
  • Berikan segera cairan isotonic (ringer laktat atau garam fisiologis) 500 ml dalam 15-20 menit dan siapkan laparatomi.
  • Lakukan laparatomi untuk melahirkan bayi dan plasenta
  • Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan, lakukan reparasi uterus.
  • Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkhawatirkan lakukan histerektomi (operasipengangkatan rahim)
  • Lakukan bilasan peritoneal dan pasang drain dari kavum abdomen.
  • Berikan antibiotika dan serum tetanus. Bila terdapat tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, darah bercampur cairan ketuban berbau) segera berikan antibiotic spectrum luas. Bila terdapat tanda-tanda trauma alat genitalia atau luka yang kotor, tanyakan saat terakhir mendapat tetanus toksoid. Bila hasil anamnesis tidak dapat memastikan perlindungan terhadap tetanus, berikan serum antitetanus 1500 IU/IM dan TT 0,5 ml (IM)
 

SOLUSIO PLASENTA

Oleh : Arista Wisnu Riswati ( Afryansyahfm@gmail.com )




SOLSIO PLASENTA
A.      Pengertian
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak. ( Buku Obstetri Patologi, Universitas Pajajaran Bandung).Solusio palsenta atau yang disebut placental abruption adalah pelepasan premature dari plasenta letak normal yang terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu ( Buku Ajar Kebidanan Myles), yang dapat menyebabkan perdarahan eksternal (revaled hemorrhage).

Thursday, 25 September 2014

Abortus Insipiens





 
Oleh : Siti Malikhah
(ikazytmal93@gmail.com)

Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam dimana telah terjadi pendataran serviks dan asteum uteri telah membuka, akan tetapi hasil dari konsepsi masih berada didalam kavum uteri.
Abortus insipiens yaitu peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. (wiknjosastro, 2002 : 305).
Penyebab abortus insipiens adalah kelainan ovum, kelainan genetalia ibu, gangguan sirkulasi plasenta, penyakit ibu (infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti tipoid, pneumonia), antagonis rhesus, rangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.
Tanda dan gejala :
1.      Perdarahan lebih banyak
2.      Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat
3.      Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba.
Hal-hal yang harus diperhatikan ibu hamil saat terjadi perdarahan pada trimester 1
1.      Jika perdarahan sedikit, seperti bercak-bercak darah pada menstruasi, maka dianjurkan untuk ibu hamil agar beristirahat tirah baring.
Jika perdarahan semakin lama semakin banyak, maka lebih baik periksakan segera ke rumah sa