Wednesday 29 October 2014

Tes skrining perkembangan menurut Denver (Denver Developmental Screening Test/DDST II)



Oleh : Sekar Laras Amerli Andriani

Dalam perkembangannya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (Revised Denver Developmental Screening Test). Perbedaan Denver II dengan skrining terdahulu terletak pada item-item tes, bentuk, interpretasi, dan rujukan.
Denver Developmental Screening Test (DDST II/Denver II)  adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun. Nama Denver diambil dari University of Colorado Medical Center di Denver, dimana uji skrining ini dibuat (Adriana, 2011; h.15).
DDST II memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST II secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow-up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok perkembangan abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian (Soetjiningsih, 1995; h.71).
a)  Tujuan DDST II
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut:
(1)  Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya.
(2)  Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.
(3)  Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan.
b)  Isi DDST II
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan umur anak 0-6 tahun dan terbagi dalam 4 sektor, yaitu sebagai berikut:
(1)    Kepribadian/tingkah laku sosial (personal sosial)
(2)    Motorik halus
(3)    Bahasa
(4)    Motorik kasar
c)  Pentingnya deteksi dini perkembangan
Pentingnya pemeriksaan status perkembangan yaitu agar dapat dilakukan intervensi dini dengan latihan/stimulasi apabila terdapat penyimpangan, sehingga anak dapat mencapai perkembangan normal kembali sesuai umurnya.
(Adriana, 2011; h.15)

No comments:

Post a Comment