Thursday 2 October 2014

INVERSIO UTERI


 

Oleh; SITI NUR HIDAYATI
 



Inversio uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit. Inversio uteri biasanya terjadi jika seorang pembantu tenaga medis yang kurang berpengalaman terlalu banyak menekan puncak rahim atau terlalu keras menarik tali pusar dari ari-ari yang belum terlepas, keadaan ini bisa menyebabakan terjadinya syok, infeksi dan kematian.
Penyebab inversio uteri dapat secara spontan atau karena tindakan. Faktor yang memudahkan terjadinya adalah uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya, adanya atonia uteri dan adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah. sedangkan yang spontan dapat terjadi pada grandemultipara, atonia uteri, kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah, kanalis servikalis yang longgar).
Tanda dan gejala inversio uteri yang selalu ada yaitu :
1.        Uterus terlihat.
2.        Uterus bias terlihat sebagai tonjolan mengilat, merah lembayung di vagina.
3.        Plasenta mungkin masih melekat (tampak tali pusat).
4.        Perdarahan.
Tanda paling sering inversio uteri adalah perdarahan,tetapi cepatnya ibu mengalami kolaps dengan jumlah  kehilangan darahnya.

a)   Syok berat
b)   Nyeri abdomen bawah berat, disebabkan oleh penarikan pada ovarium dan peritoneum  serta bias disertai rasa ingin defekasi.
c)   Lumen vagina terisi massa
Diagnosis inversio uterus biasanya tidak sulit, terutama apabila timbul perdarahan banyak dalam waktu pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam jangka waktu lama, tanpa disadari pasien telah kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat. Nadi serta pernafasan menjadi lebih cepat dan tekanan darah menurun Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan.
1.   Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2.   Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak
3.   Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta atau selaput ketuban
4.   Robekan rahim
5.   Plasenta suksenturiata
6.   Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah
7.   Pemeriksaan Laboratorium periksa darah yaitu Hb, COT (Clot Observation Test), dl
Penangannya yaitu apabila terjadi inversio uteri dengan gejala-gejala syok, yang pertama dilakukan adalah memperbaiki keadaan umumnya, dengan memberikan oksigen, infus intravena cairan elektrolit dan transfusi darah. Segera sesudah itu dilakukan reposisi dengan anestesi umum. Caranya yaitu dengan memasukkan satu tangan seluruhnya ke dalam vagina sedangkan jari-jari tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri melalui serviks uteri, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tetapi terus menerus ke arah atas agak ke depan sampai korpus uteri melewati serviks dan inversio ditiadakan, suntikkan intravena 0,2 mg ergomitrin atau uterotonika (oksitosin, methergin, atau prostaglandin) jika dianggap masih perlu. Kemudian dilakukan tamponade vagina. Apabila reposisi pervaginam gagal, dapat dilakukan tindakan pembedahan (Laparatomi).


No comments:

Post a Comment